kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lanjutkan proyek GRR Tuban, Pertamina Rosneft memulai proses desain rinci


Selasa, 20 April 2021 / 15:39 WIB
Lanjutkan proyek GRR Tuban, Pertamina Rosneft memulai proses desain rinci
ILUSTRASI. Lahan yang akan dipakai Pertamina untuk proyek kilang baru GRR Tuban.


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (Pertamina Rosneft) membuka babak baru pembangunan kilang Grass Root Refinery (GRR) Tuban dengan memulai penggarapan desain rinci bersama Spanish Tecnicas Reunidas SA (Tecnicas Reunidas).

Kick-off meeting untuk membahas desain rinci (Front End Engineering Design/FEED) diselenggarakan secara daring pada hari Rabu (16/4/2021) bersama Tecnicas Reunidas, menyusul telah tuntasnya desain dasar (Basic Engineering Design/BED) pada awal tahun 2021.

Tecnicas Reunidas merupakan konsultan pelaksanaan kegiatan desain umum (General Engineering Design/GED). Dalam tahapan FEED, Tecnicas Reunidas mendapatkan kepercayaan untuk mengembangkan desain open-art units, sistem off-site dan utilities, pengawasan dan integrasi desain secara keseluruhan, termasuk data desain dari licensor (pihak pemberi lisensi).

Baca Juga: Kementerian ESDM dorong percepatan proyek pembangunan kilang minyak

Kadek Ambara Jaya, Presiden Direktur Pertamina Rosneft menyambut baik pelaksanaan kick-off meeting terkait FEED tersebut, seraya menegaskan komitmen perseroan untuk melanjutkan persiapan proyek pembangunan kilang GRR Tuban yang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).

“Momen ini telah kami tunggu selama ini. Dimulainya FEED ini merupakan salah satu milestone penting dalam proyek pembangunan kilang GRR Tuban. Dari FEED ini, diharapkan didapatkan gambaran secara spesifik terhadap peralatan kilang dan infrastruktur yang akan dibangun di kilang GRR Tuban,” ujar Kadek dalam keterangan tertulis, Selasa (20/4).

Kadek juga berterima kasih atas dedikasi seluruh tim yang terus bekerja keras untuk memastikan berjalannya seluruh rencana sesuai dengan target. “Saya sekaligus juga mengapresiasi seluruh perwira dari fungsi engineering Pertamina Rosneft atas upayanya mengawal proses BED. Namun, mohon tetap bersiap untuk kembali menghadapi FEED yang sangat krusial terhadap proses pembangunan proyek ini,” imbuh Kadek.

Kajian FEED merupakan kajian engineering fase lanjutan dengan pendekatan engineering design untuk mengendalikan biaya proyek dan merencanakan suatu proyek secara menyeluruh sebelum penawaran lelang dilakukan. Proses FEED proyek kilang GRR Tuban ini ditargetkan selesai dalam waktu 12 bulan.

Ruang lingkup kajiannya meliputi mechanical data sheet peralatan utama, penyiapan paket tender, pengembangan process dan utility, elaborasi tata letak kerja utama piping, instrumen, kelistrikan, dan pekerjaan sipil. Secara ringkas, kajian FEED meliputi seluruh studi yang dilaksanakan sebelum pemesanan peralatan utama dalam sebuah proyek.

Dalam kesempatan terpisah, Deputy CEO and Corporate General Director Tecnicas Reunidas Miguel Paradinas menyatakan bahwa investasi Pertamina Rosneft di proyek kilang GRR Tuban merupakan wujud komitmen Pertamina dan Rosneft dalam menyediakan energi bersih yang terjangkau.

"Integrasi antara industri pengolahan dan petrokimia merupakan sebuah tren industri yang tidak terhindarkan lagi. Industri seperti ini akan melahirkan sistem yang dapat mengoptimalkan penggunaan bahan baku secara fleksibel agar dapat dimanfaatkan baik untuk diolah menjadi BBM bersih berstandar Euro V serta produk petrokimia, di mana hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan yang dicanangkan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB)," ujar Miguel.

Kilang GRR Tuban nantinya dikembangkan dan dikelola oleh Pertamina Rosneft, sebagai perusahaan joint venture antara perusahaan minyak dan gas bumi Indonesia PT Pertamina (Persero) dengan Rosneft Singapore Pte Ltd yang merupakan afiliasi perusahaan migas Rosneft asal Rusia. Proyek kilang ini diharapkan rampung pada tahun 2026 dan dapat menjadi jawaban atas isu pemenuhan energi nasional. Apabila tidak ada pembangunan kilang baru, maka impor BBM Indonesia diperkirakan akan meningkat dari 0,53 juta barel per hari (bph) menjadi 1 juta bph atau setara dengan 68% kebutuhan energi nasional.

Selanjutnya: Kilang Balongan bakal kembali beroperasi secara penuh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×