Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Lautan Luas Tbk (LTLS) bersiap memacu penjualan ke pasar ekspor sebagai salah satu strategi untuk mendongkrak pendapatan pada tahun depan. LTLS ingin mengoptimalkan penjualan sejumlah produk yang potensial dipasarkan secara global.
Managing Director Lautan Luas, Joshua C. Asali mengungkapkan bahwa LTLS ingin meningkatkan kontribusi pendapatan dari pasar ekspor.
Lini bisnis manufaktur, khususnya pada segmen food ingredients dan water treatment chemical akan menjadi andalan LTLS untuk memperluas pasar ekspor.
Joshua mencontohkan peluang untuk mendongkrak ekspor produk Non-Dairy Creamer (NDC), yang diproyeksikan bisa meningkat dua kali lipat pada tahun 2026.
Baca Juga: Intip Jurus Lautan Luas (LTLS) Perluas Kemitraan Strategis dan Jangkauan Pasar
Dia menggambarkan, kontribusi penjualan ekspor produk NDC berpotensi melonjak dari US$ 10 juta menjadi US$ 20 juta.
LTLS juga sedang menyiapkan peluncuran sejumlah lini produk untuk menyasar segmen hotel, restoran dan cafe (horeca). Tidak hanya di pasar domestik, produk untuk segmen horeca tersebut juga bakal menyasar pasar global.
LTLS melirik sejumlah negara untuk memperluas pasar ekspor, terutama di kawasan Asia-Pasifik. Sasaran utama adalah negara tetangga seperti Australia, Vietnam, Thailand dan Malaysia.
"Tahun depan akan meningkatkan ekspor, itu salah satu strategi dan inisiatif kami. Banyak hal yang akan kami lanjutkan, ini dalam proses. Banyak hal bagus yang tahun depan bisa kami sharing (membagi informasi)," kata Joshua dalam paparan publik yang berlangsung pada Rabu (12/11/2025).
Baca Juga: Lautan Luas (LTLS) Operasikan PLTS Kapasitas 113,7 kWp di Pabrik Gresik
Joshua belum membeberkan target peningkatan kontribusi ekspor terhadap pendapatan konsolidasi LTLS. Hal yang pasti, saat ini bisnis LTLS masih bergantung pada pasar dalam negeri, yang berkontribusi sekitar 90% terhadap total pendapatan.
Tantangan dari Penurunan Margin
Secara kinerja, laju top line dan bottom line LTLS sedang berbeda arah. Pendapatan LTLS tumbuh 12,04% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp 5,73 triliun menjadi Rp 6,42 triliun hingga kuartal III-2025.
Segmen bisnis distribusi menopang pendapatan LTLS dengan kontribusi 52%. Sumber pendapatan LTLS lainnya berasal dari segmen bisnis manufaktur (41%) dan segmen bisnis pendukung & jasa (7%).
Meski pendapatan meningkat, namun laba bersih LTLS jutsru menyusut 34,40% (yoy) dari Rp 182,73 miliar menjadi Rp 119,87 miliar. Direktur Keuangan Lautan Luas, Elly M. Tansil mengungkapkan penurunan laba bersih LTLS disebabkan oleh sejumlah faktor.
Baca Juga: Lautan Luas (LTLS) Memacu Ekspansi Bisnis Pengolahan Air dan Bahan Makanan
Salah satunya karena peningkatan beban, yang antara lain terjadi akibat kenaikan harga sejumlah bahan kimia global. Kondisi ini menggerus margin laba LTLS, yang mana margin laba kotor merosot dari 17,8% menjadi 15,7% per kuartal III-2025.
Selain itu, Elly menjelaskan laba bersih tahun ini menjadi lebih rendah karena pada tahun lalu LTLS membukukan pendapatan dari penjualan aset menganggur (idle asset) di Vietnam.
"(Penurunan) gross margin menjadi faktor utama. Setelah dikurangi opex dan juga kenaikan bunga, akhirnya net income lebih rendah, terlepas pada tahun lalu pun ada penjualan idle asset," terang Elly.
Baca Juga: Lautan Luas (LTLS) Gelar Ekspansi dan Mengejar Pertumbuhan Hingga 12% pada 2025
Elly optimistis, dengan berbagai strategi diversifikasi bisnis dan ekspansi pasar, LTLS dapat memperbaiki kinerja. Guna menopang strategi tersebut, LTLS menyiapkan belanja modal atau capital expenditrue (capex) sebesar Rp 200 miliar pada tahun ini.
Hingga kuartal III-2025, LTLS telah merealisasikan capex sekitar Rp 170 miliar. "(Serapan capex) terutama untuk segmen manufaktur, lebih banyak digunakan untuk pengembangan di food ingredients," tandas Elly.
Selanjutnya: Tekanan Belum Kendur, Begini Prediksi Pergerakan Rupiah, Kamis (13/11)
Menarik Dibaca: Xiaomi Hadirkan Promo Spesial 11.11, Tawarkan Produk Rumah Pintar dan AIoT Unggulan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













