Reporter: Gloria Haraito |
JAKARTA. Demi mempertahankan pangsa pasar, para operator taksi juga menjajal bisnis taksi premium. Selain menggunakan mobil yang lebih mahal, tarif taksi ini pun lebih tinggi. Blue Bird misalnya, punya Silver Bird kelas eksekutif yang menggunakan Mercedes C Class dan Silver Bird kelas premium dengan Mercedes E Class.
Teguh Wijayanto, Humas PT Blue Bird Group bilang, tarif awal kelas eksekutif dipatok Rp 12.000 dengan kenaikan tarif Rp 5.000 per km. Adapun tarif menunggu sebesar Rp 60.000 per jam. Sedikit lebih tinggi, tarif Silver Bird premium dipatok Rp 15.000 dengan peningkatan tarif Rp 6.000 per km. Adapun tarif menunggunya sebesar Rp 60.000 per jam.
Meski segmen kelas ini sangat kecil, namun Blue Bird melihat segmen ini tetap menarik. "Bisnis taksi premium dan eksekutif menarik karena pasarnya tidak sensitif terhadap harga, yang utama ialah keamanan dan kenyamanan," ujar Teguh.
Dari total armada Blue Bird, sekitar 760 unit merupakan taksi premium dengan merek Silver Bird. Hingga akhir tahun nanti, Blue Bird menargetkan bisa mengoperasikan 775 unit Silver Bird."Armada Silver Bird di Surabaya akan kami tambah dari saat ini 10 unit menjadi 25 unit," kata Teguh Wijayanto, Humas Blue Bird.
Hal yang sama diakui oleh Daniel S Kurniawan, Direktur PT White Horse Tbk. Menurutnya, meski taksi White Horse disebut premium, namun harganya masih terjangkau oleh segmen kelas atas Jakarta. White Horse menetapkan tarif Rp 7.500 dengan penambahan tarif Rp 4.500 per km dan tarif menunggu Rp 50.000 per jam.
Berbeda dengan taksi umumnya, taksi White Horse hanya mangkal di hotel-hotel bintang lima dan Bandara Soekarno-Hatta terminal II. Hal ini untuk memfokuskan taksi pada sasaran pasar yang dituju. Sampai akhir tahun, White Horse berniat menambah armada hingga total mencapai 300 unit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News