kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Lelang harga frekuensi 2,3 Ghz, begini penjelasan Xl Axiata (EXCL)


Senin, 19 April 2021 / 20:07 WIB
Lelang harga frekuensi 2,3 Ghz, begini penjelasan Xl Axiata (EXCL)
ILUSTRASI. XL Axiata EXCL. KONTAN/Cheppy A. Muchlis. Foto Masuk : Rabu 130529


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (EXCL) menyebutkan jika dalam lelang harga yang berlangsung dalam lelang harga frekuensi 2,3Ghz yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kominfo), masih bernilai sama.

"Untuk reserved price dalam tender tersebut nilainya sama," jelas Tri Wahyuningsih, Group Head Corporate Communications EXCL kepada Kontan, Senin (19/4). Namun demikian, pihaknya tidak membuka lebih jauh mengenai besaran nominalnya.

Sebagai informasi, EXCL, bersama dengan Telkomsel dan Smartfren menjadi tiga operator telekomunikasi yang lolos seleksi administrasi peserta lelang pita frekuensi 2,3 Ghz. Hari ini, ketiga operator melewati tahapan lelang harga.

Baca Juga: Ini 3 operator yang lolos seleksi administrasi lelang pita frekuensi 2,3 Ghz Kominfo

EXCL melanjutkan, belanja modal tahunan XL Axiata di tahun 2021 ini sekitar Rp 7,0 triliun, yang digunakan untuk mendukung pengembangan jaringan 4G dan termasuk pula untuk mendukung kesiapan 5G dalam upaya mendukung bisnis layanan data.

"Kami belum bisa menyampaikan detailnya, karena untuk implementasi 5G ini masih banyak tantangannya. yang pasti XL Axiata berkomitmen untuk mendukung implementasi 5G di Indonesia," jelasnya.

Ia melanjutkan, untuk implementasi jaringan 5G ini masih banyak tantangannya. Tantangan yang ada tersebut diantaranya mengenai belum adanya regulasi yang mengatur mengenai pemanfaatan spektrum yang akan digunakan untuk 5G.

"Tantangan lainnya adalah mengenai kesiapan use case, dimana agar tetap sustain, implementasi teknologi 5G yang membutuhkan investasi yang sangat besar ini membutuhkan use case yang dapat menjamin business case yang positif bagi operator," tutupnya.

Selanjutnya: Pengamat teknologi sebut pasar jaringan 5G akan makin membesar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×