Reporter: Raka Mahesa W |
JAKARTA. Lelang teh oleh PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN), Rabu (18/8) lalu menghasilkan harga memuaskan. Harga teh naik dan sebagian besar teh juga laku terjual.
Lihat saja, dari 667.840 kilogram (kg) teh jenis orthodox yang ditawarkan, sehabis lelang tinggal tersisa 13.420 kg. Teh jenis cutting, tearing, curling (CTC) sebanyak 222.020 kg malah laku seluruhnya. Padahal, harga patokan dalam lelang ini lebih mahal dari lelang pekan sebelumnya, Rabu (11/8). Pekan lalu, teh jenis orthodox ditawarkan seharga US$ 1,66 per kg atau 6,4% lebih tinggi ketimbang minggu sebelumnya US$ 1,56 per kg. Sedangkan teh CTC dijual US$ 1,85 per kg atau naik 3,3% dari sebelumnya US$ 1,79 per kg.
Membaiknya penjualan dalam lelang teh itu tak lepas dari meningkatnya total pembelian yang dilakukan tiga perusahaan. Mereka adalah Lipton Ltd yang memborong 30,43 % teh yang dilelang, perusahaan asal Belanda, L. Elink Schuurman (LES) yang melahap 18,04 %, dan PT Sariwangi membeli 17,55% teh. Sedangkan, 33,98% dibeli oleh berbagai perusahaan.
Panitia Lelang Teh KPBTN Dadang Juanda mengatakan, tren kenaikan permintaan ini akan terus terjadi hingga beberapa bulan ke depan. Sebab, beberapa negara produsen sedang bermasalah dengan cuaca. Akibatnya, produksi teh mereka turut merosot.
Sebagai contoh, Kenya mengalami musim dingin dan mengalami penurunan produksi. Kendati sejauh ini penurunan hanya berkisar 5% dari total produksi, pasar memperhitungkan penurunan produksi di negara itu masih bisa lebih besar lagi.
Sebaliknya, faktor hujan di Indonesia tidak mempengaruhi volume pasokan. Meski kadar kandungan air lebih banyak disaat musim hujan, kualitas teh Indonesia secara keseluruhan masih cukup baik. “Kalau soal pasokan kita sesuaikan dengan kebutuhan pasar, supaya harga tidak jatuh,” ungkap Dadang kepada KONTAN, Senin (23/8).
Sekadar catatan, Kementerian Pertanian memperkirakan produksi teh 2010 akan turun 0,98% dibandingkan tahun lalu. Tahun ini perkebunan seluas 127.384 hektare (ha) hanya akan menghasilkan 149.764 ton teh. Padahal, tahun lalu, produksi teh bisa mencapai 151.250 ton dari luas panen 127.441 ha. Apalagi, produktivitasnya turun dari 1.432 ton jadi 1.424 ton per ha.
Luas lahan kebun teh di Indonesia memang terus berkurang. Kabar terbaru, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV berniat mengkonversi kebun teh mereka menjadi kebun kelapa sawit. Direktur Utama PTPN IV Dahlan Harahap bilang, konversi ini dilakukan lantaran mereka terus merugi dari bisnis teh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News