Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JaKARTA. Merasa ceruk bisnis di luar railway transportation masih menganga lebar, PT LEN Industri (Persero) mengubah strategi bisnis tahun ini. LEN bakal menggenjot empat lini bisnis lain, yakni defence electronics, information at communication technology (ICT), navigation system dan renewable energy. Perusahaan menarget bisa mengantongi pendapatan Rp 2,39 triliun tahun ini.
Adi Sufiadi Yusuf Abdurrajak, Direktur Pemasaran LEN menuturkan, tahun 2013 lalu 59% pendapatan ditopang bisnis railway transportation. Nah, tahun ini porsi lini bisnis tersebut cuma ditarget berkontribusi 38%.
Jika dihitung dari total target pendapatan tahun ini, berarti target pendapatan dari railway transportation cuma Rp 908 miliar. Padahal tahun 2013 sampai Rp 1,22 triliun. Asal tahu saja target pendapatan tahun ini Rp 2,39 triliun dan pendapatan 2013 Rp 2,06 triliun. “LEN akan fokus untuk membangun dan memperkuat lini bisnis lain yang tergambar dari komposisi target per lini yang semakin merata,” urai Adi kepada KONTAN, pekan lalu.
Perusahaan plat merah tersebut berharap bisa mengempit laba Rp 78,35 miliar tahun ini. Target ini diharapkan bisa tercapai berkat kontrak baru yang sekitar Rp 3,91 triliun, atau naik Rp 660 miliar dibanding total kontrak baru yang didapat tahun 2013.
Bangun LEN Technopark semester II
Salah satu wujud keseriusan LEN mengembangkan bisnis di luar railway transportation adalah proyek LEN Technopark. Kawasan industri elektronik di Subang, Jawa Barat ini siap dibangun pada semester II-2014 dan akan beroperasi di 2015.
Saat ini LEN Technopark sudah masuk tahap finalisasi feasibility study dan penyusunan master plan. Kawasan ini menempati lahan 10 hektare (ha). Sekedar informasi, perusahaan membeli lahan ini dari PT Dahana (Persero).
Pembangunan LEN Technopark dilakukan bertahap. Pada tahap awal, perusahaan akan mengembangkan lini bisnis defense electronic. Perusahaan akan membangun instalasi yang terintegrasi sistem pertahanan peluru kendali atau star streak. Ini adalah hasil kerjasama dengan perusahaan pertahanan Prancis, Thales. Nilai kesepakatan ini mencapai Rp 380 miliar.
Adi menyakini perusahaan akan mengalami peningkatan penguasan teknologi pengembangan sistem rudal. "Kami merupakan partner lokal yang secara bersama membangun sistem rudal yang dibutuhkan TNI," beber Adi.
Tak hanya itu, di kawasan ini perusahaan juga akan mengembangkan kapasitas produksi modul panel surya (solar cell), sebagai salah satu sumber energi terbarukan. Jika selama ini melalui pabrik modul panel surya di Bandung, perusahaan hanya bisa menyediakan energi berkapasitas 10 Megawatt peak (Mwp), maka lewat LEN Technopark, diharapkan bisa bertambah menjadi 30 Mwp.
Selain LEN Technopark, perusahaan juga akan berinvestasi sekitar Rp 130 miliar dalam proyek independent power producer berupa pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Kupang, NTT. Perusahaan akan bertindak sebagai operator yang memproduksi tenaga surya.
Perusahaan tak lupa mengembangkan sisi internal. Dengan alasan gedung lama sudah tak memadai menampung karyawan, LEN memutuskan menambah sebuah bangunan lima lantai di Bandung, Jawa Barat, satu lokasi dengan kantor LEN saat ini.
Saat ini rencana pembangunan gedung baru sampai tahap finalisasi desain. Pembangunan ini memakan dana Rp 50 miliar. "Yang membangun tentu saja kontraktor konstruksi dan dapat dilakukan dengan mekanisme sinergi BUMN,” imbuh Adi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News