Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Untuk membantu kinerja bisnis usaha kecil mikro dan menengah (UMKM), salah satunya usaha toko grosir, Aplikasi pembukuan digital UMKM CrediBook hadirkan sistem rantai pasok secara digital yaitu CrediMart.
Komitmen ini dilatarbelakangi oleh angka digitalisasi UMKM yang masih minim yakni 15,9 juta atau 24 persen dari jumlah total 64 juta UMKM di Indonesia.
Selain itu, Co-Founder dan CEO Credibook Gabriel Frans mengatakan, layanan CrediMart berangkat dari kondisi toko grosir konvensional yang mengalami rata-rata penurunan volume penjualan hingga 20 persen.
"Kehadiran CrediMart juga melihat pelayanan toko grosir konvensional yang kurang nyaman seperti antrean panjang, terbatasnya jangkauan pelanggan ritel 10-15 kilometer, keterbatasan metode pembayaran, serta potensi kerugian hingga 30 persen yang disebabkan oleh manajemen stok yang kurang baik," ujar Gabriel dalam keterangan resminya, Sabtu (11/12).
Baca Juga: Transaksi online sentuh Rp 23 triliun, CrediBook luncurkan 2 layanan baru
Sedangkan dalam menjalankan bisnis, pelaku UMKM membutuhkan layanan yang menunjang operasional usaha sehari-hari agar semakin kompetitif. Maka dari itu, selain menyediakan layanan pencatatan keuangan digital, CrediBook hadir sebagai ekosistem digital yang memudahkan kebutuhan operasional UMKM melalui CrediMart.
Cara CrediMart sebagai ‘Sahabat Grosir’ mendigitalisasi rantai pasok dan memudahkan proses pengadaan barang. Peritel dapat melakukan pemesanan kebutuhan melalui credimart.id/pesan.
"Setelah itu, toko grosir konvensional menerima pesanan melalui dashboard online khusus dan mempersiapkan barang. Setelah pesanan siap, CrediMart Assistant akan mengambil barang pesanan untuk diantarkan ke peritel.
Peritel kemudian akan menerima pesanan dalam waktu 1x24 jam dengan fleksibilitas metode pembayaran mulai dari tunai (COD), transfer, dan tempo," tambah Gabriel.
Berdasarkan laporan yang tercatat, rata-rata toko grosir konvensional rekanan CrediMart mengalami peningkatan omzet hingga 50 persen per hari.
Jangkauan transaksi yang diraih oleh pelanggan ritel naik hingga 25 – 50 kilometer. "Kami juga membantu meningkatkan jumlah pelanggan ritel aktif hingga 56 persen. Selain itu, manajemen stok lebih tertata sehingga meminimalisir penumpukan stok barang,” tutur Gabriel.
Hal ini dirasakan oleh salah satu pemilik toko grosir ‘Ashera’ rekanan CrediMart, Bapak Lamhot Sihaloho di Jawa Barat.
"Tantangan di toko grosir itu penjualan, kaitannya dengan stok barang di toko. Kalau penjualan jelek, banyak barang numpuk di toko. Sejak gabung CrediMart di bulan Juni 2021, penjualan saya sangat terbantu. Omzet naik hingga 50% per hari. Perputaran barang saya jadi lebih cepat. CrediMart setiap hari pasti beli barang di toko saya. Saya nggak khawatir lagi stok barang di toko menumpuk lama. Bikin semakin semangat kalau mau belanja stok. Saya juga dapat banyak pelanggan baru yang tadinya tidak bisa dijangkau karena jaraknya jauh dan perlu pengantaran barang tapi saya tidak bisa antar. Sekarang belanjaan mereka diantarkan CrediMart dan mereka bisa bayar tempo. Pelanggan saya juga merasa sangat terbantu," kata Lamhot.
Gabriel menambahkan, CrediMart juga memberikan kenyamanan berbelanja kebutuhan dagang bagi peritel melalui website. Dengan cara tersebut Gabriel meyakini peritel lebih cepat memenuhi kebutuhan barang dagang tanpa harus mengunjungi 2 hingga 3 supplier seperti yang lazim dilakukan.
Metode pembayaran yang disediakan pun beragam. Mulai dari Cash on Delivery (COD), hingga skema jatuh tempo atau buy now pay later (BNPL/Paylater).
Baca Juga: Hartadinata (HRTA) realisasikan ekspansi 67 gerai baru per Oktober 2021
"Lebih dari itu, dukungan logistik CrediMart juga mempercepat proses kulakan sebab CrediMart antarkan dalam waktu 1x24 jam ke lokasi usaha peritel,” tambah Gabriel.
Kedepannya, CrediMart berencana untuk melakukan ekspansi wilayah ke kota-kota lain di Jawa Timur dan luar Pulau Jawa seperti Bali, Nusa Tenggara, dan Sumatera. Dari segi sektor, CrediMart juga akan memperluas kategori barang dagang seperti kriya, fesyen, industri rumahan. Dalam waktu dekat, CrediMart akan segera membuka kategori terbaru yakni bahan bangunan.
Gabriel yakin layanan Credimart bisa kian berkembang dan memberikan dampak yang baik bagi para pelaku toko grosir. Pasalnya, Credibook juga baru memperoleh pendanaan dalam putaran Seri A yang berlangsung pada Januari 2021.
Dalam putaran ini, CrediBook mengantongi modal segar senilai US$ 1,5 juta (sekitar Rp21 miliar) yang dipimpin oleh Wavemaker Partners dengan partisipasi dari Alpha JWC Ventures dan Insignia Ventures Partners.
"Kami juga akan agresif untuk ekspansi baik secara area maupun sektor karena solusi CrediMart sendiri membawa nilai tambah yang bisa dimanfaatkan oleh banyak sektor grosir,” tutup Gabriel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News