Reporter: Filemon Agung | Editor: Azis Husaini
ONTAN.CO.ID -JAKARTA. Demi meningkatkan proyeksi lifting tahun ini, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas mulai mendorong sejumlah proyek yang dijadwalkan onstream pada tahun ini.
Deputi Operasi SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman bilang adanya keterlambatan untuk sejumlah proyek. "Proyek Ario-Damar akan onstream pada Agustus ini, sementara proyek YY saat kejadian (kebocoran gas) sudah 96%," jelas Fatar ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (9/8).
Baca Juga: 60% mature asset, perlu ada percepatan proyek migas untuk kejar produksi
Asal tahu saja, dalam data SKK Migas yang disampaikan pada Mei lalu, proyek Ario-Damar-Sriwijaya Phase 2 oleh PT Tropik Energi Pandan semula dijadwalkan onstream pada Juli 2019.
Fatar enggan menjelaskan penyebab proyek ini terlambat dari jadwal. Namun, ia memastikan, tidak akan ada pemunduran lagi. "Kemarin baru ditandatangani Gas Transportation Agreement antara pembeli dan transporter, sekarang pembahasan pengaliran," ungkap Fatar.
Dihubungi di kesempatan terpisah, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengungkapkan hal serupa seputar perkembangan proyek Ario-Damar. "Sudah tahap finalisasi pembeli gas, fasilitasnya sudah siap dan harapannya Agustus onstream," kata Wisnu, Jumat (9/8).
Proyek dengan estimasi investasi mencapai US$ 11 juta ini disebit bisa menambah kapasitas produksi sebesar 10 juta kaki kubik gas bumi per hari (mmscfd). "Dengan puncaknya sekitar 20 mmscfd," ujar Wisnu.
Sementara itu, menurut Wisnu, proyek Suban Compression oleh ConocoPhillips (Grissik) Ltd. baru akan onstream pada akhir kuartal III mendatang. Padahal menilik paparan SKK Migas, proyek ini semula dijadwalkan onstream pada Agustus 2019. "Saat ini sedang tahap pengetesan fasilitas produksi," jelas Wisnu.
Kehadiran proyek Suban Compressor disebut dapat menambah produksi sebesar 100 mmscfd. Lebih jauh Wisnu memastikan pada kuartal IV nanti akan ada sejumlah proyek yang direncanakan onstream.
Baca Juga: SKK Migas buka kemungkinan high rate test Blok Cepu tembus 235.000 bph
Proyek-proyek tersebut antara lain. Pertama, Proyek minyak dan gas Bukit tua Phase 3 dengan Petronas Carigali Ketapang II Ltd selaku KKKS yang ditargetkan onstream pada November 2019. Lewat proyek ini diperkirakan produksi minyak mencapai 3.182 bopd dan produksi gas sebesar 31 mmscfd. Proyek yang telah mencapai 69,89% ini diperkirakan memiliki investasi sebesar US$ 15 juta.
Kedua, Proyek Buntal 5 dengan Medco E&P Natuna Ltd yang memiliki perkiraan produksi sebanyak 45 mmscfd ditargetkan onstreampada November 2019. Besaran investasi proyek ini diperkirakan sebesar US$ 33 juta.
Ketiga, Bison-Iguana-Gajah Puteri yang dikelola Premier Oil Natuna Sea B. V yang ditargetkan onstream pada November 2019. Proyek ini diperkirakan mampu memproduksi 80 mmscfd dengan besaran investasi US$ 171 juta.
Keempat, proyek Temelat yang memiliki besaran produksi sekitar 10 mmscfd dikelola oleh PT Medco E&P Indonesia. Proyek yang telah mencapai 58,30% ini diperkirakan memiliki besaran investasi US$ 11 juta dan target onstream pada November 2019.
Baca Juga: Kilang TPPI beli gas PGN, Dirut PGN Gigih: Kami sedang jalankan peran Sub Holding Gas
Kelima, Proyek yang baru memasuki fase persiapan lahan dan PO pipa ini adalah Panen dengan PetroChina International jabung Ltd selaku KKKS. Adapun perkiraan besaran investasi sekitar US$ 17 juta dan estimasi produksi 2.000 bopd serta ditargetkan onstreampada November 2019.
Terakhir, proyek Kedung Keris dikelola oleh ExxonMobil Cepu Ltd yang ditargetkan onstream pada Desember 2019. Proyek ini diperkirakan mampu memproduksi 3.800 bopd dan besaran investasi sekitar US$72 juta.
Untuk proyek terakhir, yakni Kedung Keris, Fatar sempat mengungkapkan bisa saja proyek ini tidak akan dipaksakan untuk onstream pada tahun ini. Hal ini merujuk pada penambahan produksi di Lapangan Banyu Urip milik ExxonMobil.
"Kenapa saya buka produksinya kalau dengan eksisting bisa menambah produksi, tapi nanti dibahas dengan Exxon sebab mungkin dia ada strategi karena sudah test," sebut Fatar di temui sesudah pre-eveny Indonesian Petroleum Association di Jakarta, Kamis (8/8).
Seperti diketahui, saat ini ExxonMobil tengah melakukan high rate test guna menguji peningkatan produksi hingga 225 ribu barel per hari. Pelaksanaan high rate test ini diperkirakan rampung pada November mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News