Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkantoran di Jabodetabek dan Surabaya dinilai masih berat untuk bangkit di 2021. Adapun problem utamanya yakni, kelebihan pasokan.
Senior Associate Director Colliers International Ferry Salanto memaparkan pasokan baru di daerah central business distric (CBD) sebanyak 6,78 juta m2 atau tumbuh 3,2%. Hal tersebut berangkat dari beroperasinya 4 gedung bersamaan yang menambah stok baru sebesar 212.247 m2.
Sementara, untuk luar CBD terjadi penambahan 85 ribu m2. Dengan penambahan tersebut total pasok kumulatif tercatat 3,58 juta m2 atau tumbuh 2,4% secara tahunan (YoY).
"Problem utama sektor perkantoran adalah terjadi oversupply serius," ujarnya dalam virtual conference, Rabu (6/1).
Akibatnya, tarif sewa perkantoran di CBD tercatat sebesar Rp 257.532 atau turun 7% YoY. Sementara, untuk lokasi luar CBD tarif sewa turun 2,5% menjadi Rp 190.047.
Berdasarkan catatannya, proyeksi tambahan pasokan baru di periode 2021-2024 untuk daerah Jabodetabek sekitar 930.000 m2 yang mana hampir 60% berada di CBD.
Namun di CBD, rerata proyeksi bertambah pasok 2021-2014 hanya 40% dibandingkan 2017-2020 dan untuk luar CBD juga lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Baca Juga: REI: Pengetatan pendanaan perbankan tidak pengaruhi nasib proyek properti
Kendati begitu, tingkat okupansi di 2021 masih akan tertekan terlebih evaluasi kinerja WFH terus dilakukan. Ferry memperkirakan tingkat okupansi perkantoran di 2021 turun berkisar 79%-80% dari sebelumnya di atas 80%.
Untuk proyeksi perkantoran di Jabodetabek pada 2021, ia menjelaskan pasokan akan mulai stabil di 2023. Menurutnya, pengembang mulai memundurkan jadwal proyek yang selesai pada tahun tersebut menilik tarif sewa, okupansi yang belum terlalu baik. "Jadi, okupansi juga baru akan membaik di 2023," tandasnya.
Sementara, untuk kondisi perkantoran di Surabaya lebih memprihatinkan lantaran total pasokan perkantoran mencapai 496.000 m2 atau tumbuh 17% selama 2020. Padahal, tarif sewa ruang perkantoran di Surabaya merosot di atas 10% per tahun.
Kemudian, pada 2021 pihaknya melihat berdasar progres proyek akan ada pasokan baru sekitar 160.000 m2. Karenanya, dari kontribusi beberapa gedung yang akan beroperasi di 2021 akan menghambat turunnya tarif sewa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News