kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Lion ingin membangun bandara Balaraja


Selasa, 25 November 2014 / 16:38 WIB
Lion ingin membangun bandara Balaraja
ILUSTRASI. Simak syarat promo Grab untuk menikmati diskon Rp 20.000


Reporter: Anastasia Lilin Y | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

BATAM. Hasrat Lion Group untuk mengembangkan sayap bisnis sepertinya tidak pernah habis. Turbulensi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang terjadi sepanjang tahun ini tidak menghalangi niat maskapai itu untuk berekspansi.

Satu tambahan rencana ekspansi Lion Group adalah membangun bandar udara (bandara) di Balaraja, Lebak, Banten. Tak cuma bandara, proyek itu juga akan berisi area bisnis bagi pelaku usaha kecil dan mikro (UKM) serta pelaku usaha kelas menengah.

Total luasan lahannya 55 juta meter persegi (m2) atau sekitar 5.500 ha. Sementara perkiraan biaya pengembangan proyek itu lebih dari Rp 10 triliun.

Sejauh ini Lion Group akan mengembangkan sendiri proyek itu. Namun, Komisaris Lion Group Rusdi Kirana bilang tak menutup kemungkinan kelak akan menggandeng investor.

Rancangan maskapai penerbangan yang berdiri tahun 2000 itu, pembangunan bandara Balaraja membutuhkan waktu 10 tahun. Maskapai penerbangan itu menargetkan memulai pembangunan mulai tahun depan.

Alasan Lion Group memilih Lebak karena ingin mencuil potensi penumpang di bandara Soekarno-Hatta (Soetta) yang sudah melebih kapasitas. "Orang dari daerah Lebak misalnya, kalau ingin naik pesawat ke Soetta keluar biaya tambahan sangat besar, bisa sampai Rp 1 juta untuk transportasi dan penginapan. Kami ingin mengincar pasar ini karena ini potensial," beber Rusdi  kepada KONTAN, di Batam, pekan lalu.

Rencana pembangunan bandara Balaraja itu menambah panjang daftar rencana ekspansi Lion Group. Tahun ini saja, maskapai itu sudah mencanangkan dua rencana lain.

Pertama, ingin membangun bandara Halim Perdanakusumah dengan menggandeng Induk Koperasi TNI Angkatan Udara. Proyek yang belum dimulai itu bernilai Rp 5 triliun.

Kedua, membangun hanggar perbaikan pesawat di bandara Hang Nadim Batam melalui anak perusahannya PT Batam Aero Technic. Batam Aero tak bekerja sendiri tapi menggandeng CFM International. Biaya investasi proyek itu US$ 500 juta.

Target pertumbuhan

Sementara tahun lalu, maskapai penerbangan itu meneken transaksi pembelian 234 pesawat Airbus senilai US$ 22 miliar. Ratusan pesawat itu datang bertahap mulai tahun ini.

Pengadaan 234 armada pesawat Airbus itu menjadi bagian dari rencana jangka panjang yakni belanja 700 pesawat dari tahun 2007 hingga 2027. Maskapai itu belanja pesawat dari pabrikan Airbus, Boeing dan ATR.

Hingga November 2014, sekitar 180 armada pesawat sudah datang. Tak tanggung-tanggung total investasi belanja 700 pesawat itu mencapai US$ 40 miliar - US$ 50 miliar.

Atas ekspansi jor-joran itu, Rusdi bilang biaya investasi dilakukan secara bertahap. "Tiap tahun kami menganggarkan investasi dimana 90% mengandalkan perbankan dan yang 10% dana internal hasil keuntungan yang kami putar lagi untuk investasi," ungkap Rusdi.

Sayang Rusdi tak mau blak-blakan tentang besar untung yang dikempit perusahaannya. Dia hanya bilang pendapatan Lion Group tahun 2013 tembus Rp 20 triliun.

Tahun ini dan tahun depan, Lion Group menargetkan paling tidak bisa mencatatkan pertumbuhan pendapatan 5%-10% per tahun. Pertumbuhan kinerja itu diharapkan bisa menjadi bekal bagi rencananya melantai di Bursa Efek Indonesia tahun 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×