Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Bisnis warung kopi premium yang menyasar segmen kelas menengah atas makin diminati konglomerat. Terbaru, Grup Lippo lewat anak usaha PT Maxx Coffe Prima siap meramaikan persaingan bisnis kedai kopi premium yang telah digeluti oleh konglomerat lokal lain.
Dalam tempo lima bulan terakhir ini Maxx Coffe Prima sudah membuka 20 kedai kopi berlabel Maxx Coffe. Gerai Maxx Coffe sudah tersebar di wilayah Jabodetabek, Medan, Palembang, Manado, Kupang, Pulau Buton, Yogyakarta, Bali, dan Surabaya.
Palembang menjadi tempat pertama kehadiran Maxx Coffee di bisnis coffee shop pada April 2015. Dalam waktu dekat, perusahaan iniĀ bakal hadir di Kota Binjai, Jambi, sampai Kalimantan dan Ambon. "Sampai akhir tahun 2015, kami menargetkan membuka sekitar 90 outlet yang tersebar di seluruh Tanah Air," tutur Geoffry Samuel, Head of Marketing PT Maxx Coffee Prima, kepada KONTAN, Jumat (21/8).
Sayang, Geoffry tidak memerinci berapa nilai investasi yang disiapkan Grup Lippo untuk ekspansi bisnis tersebut. Tak menyebut secara gamblang, ia hanya mengilustrasikan untuk satu gerai Maxx Coffee di luar sewa tempat, membutuhkan investasi minimal Rp 1,5 miliar.
Nah, berbekal dukungan proyek properti Grup Lippo yang sudah menggurita di berbagai daerah, Geoffry menargetkan dalam tempo dua setengah tahun, sampai tiga tahun ke depan, Maxx Coffee bisa membuka 300 gerai.
Pria yang telah 10 tahun berkarier di dunia perbankan ini berharap, dalam tempo dua tahun ke depan Maxx Coffee bisa menguasai pangsa pasar kedai kopi di Tanah Air. "Selain sebagai pemain nomor satu, kami juga berkeinginan jadi trendsetter," tukasnya.
Tak hanya ingin berwacana, dia lantas memaparkan sejumlah faktor pendukung. Faktor pertama, soal sebaran proyek properti Grup Lippo yang sudah menyebar di Indonesia. Sudah begitu, keberadaan prasarana lifestyle seperti kedai kopi berkelas di daerah masih sangat minim.
Geoffry mencontohkan, di Kupang saat ini menjadi gerai Maxx Coffee yang mencetak pendapatan terbesar ke tiga dari seluruh gerai yang sudah ada. Dus tidak hanya sebagai tempat hangout, keberadaan kedai kopi modern ini sudah menjadi meeting point-nya bagi kalangan pebisnis.
Kedua, harga produk yang ditawarkan lebih bersaing dari kedai kopi lainnya, lantaran tidak perlu membayar royalti seperti kebanyakan pemain lain. Misalnya seperti kedai kopi Starbucks yang dikelola PT Mitra Adiperkasa Tbk atau The Coffe Bean and Tea Leaf dari PT Trans Coffe, salah satu lini bisnis dari Trans Corp.
Ketiga, Maxx Coffee mengenalkan metode penyajian kopi baru. Salah satunya adalah cold brew, yakni proses menyarikan bubuk kopi dengan air es di wadah khusus. Untuk mendapatkan tiga sampai empat cangkir kopi dari proses cold brew, butuhkan waktu 12 jam. "Dengan biji kopi pilihan, cold brew ini akan kami promosikan secara besar-besaran mulai September mendatang," ujar Geoffry.
Mari kita saksikan para taipan bisnis beradu strategi menyeruput laba dari warung kopi di pasar domestik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News