kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lippo utang US$ 100 juta bentangkan bisnis bioskop


Kamis, 23 Juli 2015 / 19:05 WIB
Lippo utang US$ 100 juta bentangkan bisnis bioskop


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Lippo group makin serius mengembangkan bisnis bioskop. Tak tangung-tanggung, konglomerasi milik keluarga James Riady ini telah mengamankan pendanaan sebesar US$ 100 juta untuk untuk mendukung ekspansi cucu usahnya PT Cinemaxx Global Pasifik.

Lippo grup telah menunjukkan Deutsche Bank untuk memberikan pinjaman pendanaan sebesar US$ 100 juta atau setara dengan Rp 1,32 triliun (dengan kurs Rp 13.200) untuk mendukung rencana Cinemaxx meluncurkan 2.000 layar bioskop dalam 10 tahun ke depan. Dalam tranksaksi tersebut, Rothschild ditunjukk sebagai financial advisor grup Lippo.

Pendanaan untuk ekspansi ini merupakan salah satu langkah Cinemaxx untuk bisa melantai di bursa saham (Initial Publik Offering /IPO) dalam waktu tiga tahun ke depan.

"Kami telah menerima minat investor yang tertarik untuk berpartisipasi dalam pengembangan bisnis kami. Kami percaya sekarang adalah waktu yang tepat untuk menjajajakinya dan kami bersemangat bekerja dengan Deutsche bank dan Rothschild untuk mitra yang memiliki kesamaan visi," kata Brian Riady, Direktur Lippo dan Ceo Cinemaxx dalam keterangan resminya, Kamis (23/7).

Hingga saat ini, Cinemaxx telah memiliki 60 layar yang tersebar di 11 titik di beberapa kota. Targetnya, dalam 10 tahun ke depan, Cinemaxx akan memiliki 2.000 layar di 300 lokasi yang berdiri di 85 kota Indonesia. Brian mengatakan, dengan ekspasi tersebut maka diproyeksikan bioskop cinemaxx akan mendatangkan pendapatan US$ 500 juta pada tahun 2020 dan US$ 1 mliar pada tahun 2024.

Dia menambahkan, penawaran ini akan memberikan kesempatan unik bagi investor strategis untuk memmanfaatkan dinamika pembelanjaan konsumen menengah dan atas yang unik dan berkembang cepat di Indonesia.

Sementara Indira Citrarini, Managing direktur and Head of capital markets and tressurry Solution Deutsche bank untuk Indonesia mengungkapkan kegembiraannya ikut menyukseskan rencana penawaran Cinemaxx. "Ini adalah kesempatan yang unik untuk berinvestasi dengan cerita pertumbuhan Indonesia. Kami terkesan dengan tranck record Lippo," kata dia.

Hans Kwee, Direktur investa saran Mandiri mengatakan prospek bisnis bioskop masih cukup cerah seiring dengan pertumbuhan kelas menengah yang terus bergerak ke atas. Oleh karena itu, dia melihat rencana ekspasi Cinemaxx akan positif ke depan, apalagi di tengah ekonomi diperkirakan akan terus membaik.

Menurut Hans, margin bioskop lumayan bagus dari penjualan tiket sehingga bisnis Cinemaxx ke depan akan tetap menguntungkan. “Namun, yang perlu diperhatikan adalah teknologinya agar bisa bersaing dengan competitor yang sudah ada,” ujar Hans.

Lebih lanjut, dia menilai langkah Lippo melakukan pinjaman dalam valuta asing saat ini sudha tepat. Kendati, rupiah masih mengalami pelemahan namun ke depan trennya akan cenderung menguat karena sudah cukup under value di tengah akibat ketidakpastian kenaikan suku bunga The Fed. Dengan tren Rupiah yang akan cenderung menguat maka bunga yang akan dibayarkan ke depan akan lebih kecil.

Selain itu, Hans juga menilai positif langkah Lippo Grup melakukan pinjaman dalam mempersiapkan dirti untuk IPO. Pendanaan yang diperoleh untuk ekpasi akan memperkokoh perusahaan sehingga saat melakukan penawaran saham perdana maka harga perusahaan akan lebih tinggi. “ Sementara dana IPO nantinya bisa digunakan untuk melunasi utang tersebut,” jelas Hans.

Guna  Ekspansi Bioskop, Lippo dapat Pinjaman US$ 100 Juta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×