Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsultan properti PT Leads Property mencatat lonjakan signifikan permintaan sewa pabrik siap pakai (ready-built factory/RBF) di wilayah Jabodetabek dari perusahaan-perusahaan asal China.
Associate Director Head of Industrial Services Leads Property Esti Susanti mengatakan, peningkatan ini didorong oleh kebijakan tarif impor tinggi Amerika Serikat (AS) terhadap produk China.
Baca Juga: Indonesia Gandeng Perusahaan Rusia Bangun Kapal Listrik, Ini Kata Iperindo
Selain itu, perusahaan China juga melihat potensi besar pasar konsumsi Indonesia sebagai basis produksi.
“Mereka mencari pabrik siap pakai untuk disewa, bukan dibeli. Kalau beli, proses akuisisinya terlalu lama. Mereka ingin datang hari ini dan besok sudah bisa produksi untuk langsung ekspor ke Amerika,” jelas Esti dalam Jakarta Property Market Insight di Jakarta, Kamis (20/11/2025).
Permintaan Melonjak Tajam sejak 2024
Perusahaan China umumnya menyewa pabrik selama 3–5 tahun untuk menguji pasar, efisiensi tenaga kerja, hingga logistik. Jenis properti yang paling dicari meliputi gudang modern dan pabrik siap pakai.
Baca Juga: Begini Strategi Indonesian Tobacco (ITIC) Memperbaiki Kinerja pada Kuartal IV-2025
Pergerakan permintaan lahan industri Jabodetabek–Banten menunjukkan tren meningkat:
- Semester I 2024: 55.000 m²
- Semester II 2024: 60.000 m²
- Semester I 2025: 71.000 m²
- Semester II 2025: 97.000 m²
Namun, pertumbuhan permintaan tersebut belum diimbangi dengan ketersediaan pasokan.
Baca Juga: Kinerja Emiten Kaca Melambat, Asosiasi Ungkap Tantangan Industri Tahun Ini
Pasokan Belum Memadai
Leads Property mencatat total pasokan lahan industri di Jakarta, Tangerang, Depok, Bekasi, Bogor, Karawang, dan Purwakarta mencapai lebih dari 2,53 juta m².
Meski besar, sebagian besar masih berupa gudang dan belum dikonversi menjadi pabrik siap pakai.
“Konsentrasi permintaan hanya di lokasi tertentu, terutama Bekasi, Karawang, dan Purwakarta. Karenanya, pasokan di area tersebut sangat terbatas,” ungkap Esti.
Selain itu, industri manufaktur juga menghadapi hambatan lain, seperti minimnya pasokan gas industri serta tenaga kerja yang terkonsentrasi di kota-kota besar.
Mahalnya investasi infrastruktur gas turut memperlambat pengembangan kawasan industri berbasis energi intensif.
Baca Juga: Mentan Beberkan Rencana Peternakan Sapi Rp 2,4 Triliun di Probolinggo dan Indramayu
Proyeksi 2026: Pasokan Baru Tak Cukup Menjawab Lonjakan Permintaan
Pada 2026, Leads Property memproyeksikan tambahan pasokan baru pabrik dan gudang siap pakai sekitar 230.000 m² di wilayah Jabodetabek.
Tingkat hunian diperkirakan stabil pada 90%–92%, sementara harga sewa diprediksi naik tipis 1%–2%.
Meski demikian, Esti menilai pasokan baru tersebut tetap belum mampu mengimbangi lonjakan permintaan dari perusahaan China.
Selanjutnya: SiLPA Masih Tebal, Indef Nilai Pembiayaan Utang Tak Akan Digenjot Hingga Maksimal
Menarik Dibaca: Cara Mengaktifkan Fitur Facebook Pro, Ikuti Langkah Demi Langkah Berikut Ini Ya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













