kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Luas lahan kekeringan turun 102.000 hektare


Senin, 27 Juli 2015 / 15:25 WIB
Luas lahan kekeringan turun 102.000 hektare


Reporter: Havid Vebri | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Kendati tengah dilanda kemarau panjang atau El Nino, luas lahan sawah yang mengalami kekeringan tahun ini dipastikan menyusut dibandingkan tahun lalu. "Luas lahan sawah yang mengalami kekeringan tahun ini turun 102.000 hektare (ha) dibandingkan tahun lalu," kata Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman (27/7).

Pada periode Oktober 2013-Juli 2014, luas areal persawahan yang mengalami kekeringan mencapai 159.000 ha secara nasional, sedangkan selama periode Oktober 2014-Juli 2015 hanya sebesar 57.000 ha.

"Jadi ada areal persawahan yang berhasil kita selamatkan seluas 102.000 ha dari ancaman kekeringan," katanya.

Amran menyatakan, jika satu hektar sawah menghasilkan padi 5 ton maka produksi beras yang berhasil diselamatkan tahun ini mencapai lebih kurang 500.000 ton atau senilai Rp 2 triliun.

Upaya yang telah dilakukan Kemtan untuk mengatasi ancaman kekeringan pada lahan pertanian yakni dengan mendistribusikan pompa air ke petani, yang mencapai 82.000 unit. "Baru saja kami tambahkan bantuan 20 unit pompa air, dari target 62.000 unit sehingga total 82.000 unit di seluruh tanah air," katanya.

Dia mengakui, secara nasional terdapat 198.000 ha daerah endemis kekeringan setiap tahun.

Penyerapan gabah

Terkait penyerapan hasil panen petani, Mentan menyatakan, Bulog siap menyerap gabah petani berapapun banyaknya, apalagi Presiden baru saja menambah anggaran kepada BUMN pangan tersebut sebesar Rp 3 triliun untuk pembelian gabah petani melalui Penyertaan Modal Negara, selain dana yang sudah dimiliki Bulog saat ini Rp 30 triliun.

Amran berharap, Bulog mampu menyerap gabah petani sebesar 500.000 ton khusus untuk Jawa Tengah, Jatim 500.000 ton, Jabar 250.000 ton dan Sulsel 500.000 ton. "Dengan penyerapan itu kita pastikan tahun ini tidak akan ada impor beras," katanya.

Saat ini, pemerintah menetapkan harga pembelian padi dan beras oleh Bulog untuk gabah kering panen (GKP) sebesar Rp 3.700 per kg, gabah kering giling (GKG) Rp 4.600 per kg, dan beras sebesar Rp 7.300 per kg "Produksi terbesar kedua Oktober-Maret (secara nasional) yaitu Jateng termasuk Klaten. Saya minta petani serahkan hasil panennya ke Bulog, minimal 20%," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×