Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan buka-bukaan soal proyek Light Rail Transit atau Lintas Raya Terpadu (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek) yang sempat jalan di tempat.
Luhut bercerita, pada tahun 2017, pihaknya mendapat tugas dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membantu menyelesaikan proyek LRT Jabodebek karena tak kunjung mendapatkan progres yang baik.
"Kalau boleh jujur, pada saat itu progres pembangunannya seperti jalan di tempat meski tiga Peraturan Presiden sudah diterbitkan untuk menunjang penyelesaian proyek tersebut," kata Luhut dalam keteranganya di kutip dari sosial media instagram pribadinya, Selasa (29/8).
Baca Juga: Luhut Klaim Proyek LRT Jabodebek Bisa Kurangi Macet dan Polusi Udara
Ia menjelaskan banyak kendala di lapangan yang menghambat progres pembangunan proyek LRT Jabodebek mulai dari pembebasan lahan hingga sistem persinyalan untuk proyek tersebut.
"Belum lagi perdebatan terkait mengapa tidak impor saja, mengapa harus menggunakan produk Indonesia ?," tuas Luhut.
Luhut mengatakan bahwa rencana pembuatan serangkatan LRT dari produk dalam negeri sempat menuai perdebatan baik dari publik maupun di lintas Kementerian dan Lembaga (K/L) sendiri.
Namun, akhirnya seluruh K/L setuju bahwa Indonesia harus mencoba mengembangkan poduk dalam negeri. Meski ada beberapa penyesuaian terkait teknologi yang diterapkan pada LRT Jabodebek untuk memenuhi prinsip safety dan precaution.
"Tetapi lesson learned yang kami dapatkan dari pengalaman pengerjaan proyek ini adalah suatu kebanggaan tersendiri bagi kami semua," jelas Luhut.
Diketahui, Presiden Jokowi telah meresmikan proyek LRT Jabodebek pada Senin (28/8).
Baca Juga: LRT Jabodebek Beroperasi, Kinerja Adhi Commuter Properti Bakal Terdongkrak
Proyek LRT Jabodebek yang akan melayani perjalanan lintas Cibubur Line yang dimulai dari stasiun Harjamukti – Dukuh Atas sepanjang 24,3 kilometer, dan Bekasi Line dari stasiun Jatimulya – Dukuh Atas sepanjang 27,3 kilometer.
Jarak antar tiap keretanya hanya berkisar 3 hingga 6 menit saja, pada puncaknya kereta ini mampu untuk mengangkut lebih dari 500.000 penumpang setiap harinya secara otomatis tanpa masinis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News