Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli
Ia pun menilai, kepastian usaha dari budidaya udang vaname relatif sukses, asalkan masyarakat petambak juga dapat memperhatikan limbah yang dihasilkan dari tambak.
Edhy menerangkan, pengelolaaan limbah tambak yang tidak baik akan berdampak pada hasil produksi udang serta daya dukung lingkungan. Karenanya perlu ada pembangunan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL).
Baca Juga: KKP usulkan opsi serap produksi nelayan akibat Covid-19
Di sisi lain Kementerian PUPR mengatakan akan memberikan dukungan berupa revitalisasi tambak garam dan tambak ikan/udang adalah dengan pembangunan dan rehabilitasi jaringan tata air tambak yakni pembangunan saluran dan bangunan pengambilan/pembawa/pencampuran air laut dan air tawar, serta jalan inspeksi.
Kementerian PUPR menargetkan, di 2020-2024 pembangunan jaringan tata air tambak sebesar 48,2 ribu hektare atau Rp 2,3 triliun, dan rehabilitasi jaringan tata air tambak sebesar 82,9 ribu hektare atau sekitar Rp 1,9 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News