kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Luhut Panjaitan dorong ekspor udang vaname meningkat 250% hingga 2024


Rabu, 08 April 2020 / 12:19 WIB
Luhut Panjaitan dorong ekspor udang vaname meningkat 250% hingga 2024
ILUSTRASI. Sejumlah petani mensortir udang saat panen di lahan tambak Perhutanan Sosial, di Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (30/1/2019).


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -   JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan meminta ekspor udang vaname bisa meningkat 250% hingga 2024.

Luhut mengatakan, meskipun sedang dilakukan kerja dari rumah atau Work From Home (WFH), namun hal tersebut jangan dijadikan alasan untuk menghambat target ekspor udang vaname tersebut, Dia meminta agar koordinasi tetap berjalan.

 "Presiden sudah memerintahkan hal tersebut, dan respons masyarakat juga sangat ingin itu terwujud. Apalagi permintaan pasar dunia akan udang vaname ini sangat tinggi, sekitar Rp 90 triliun akan kita targetkan untuk tahun 2024,” ujar Luhut dalam keterangan tertulis, Selasa (7/4).

Baca Juga: KKP perkirakan produksi perikanan budidaya capai 450.000 ton sepanjang April-Juni

Luhut juga mengatakan Budidaya udang vaname dapat dijadikan sebagai proyek strategis nasional, yang dampaknya dapat membuka lapangan kerja lebih luas bagi masyarakat.

Dia juga mengarahkan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, agar berfokus dalam hal budidaya, kalender pendanaan, dan diadakan pelatihan-pelatihan di setiap daerah potensial.

“Saran saya sebelum bulan suci Ramadhan, sudah ada laporan mengenai berapa kebutuhan di setiap daerah. UKM-UKM juga disinergikan, Perbankan pun perlu kita dorong agar masuk di proyek ini. Salah satu kuncinya ada di pelatihan, jadi masyarakat bisa lebih profesional dan mempunyai manajemen yang baik dalam mengelola tambak,” ujar Edhy.

Sementara itu  Edhy Prabowo menyatakan akan menindaklanjuti arahan presiden dan KKP telah melakukan berbagai langkah untuk mencapai target yang ditetapkan.

Baca Juga: KKP siapkan serap produksi perikanan budidaya di tengah Covid-19

“Nilai produksi pada tahun 2019 sebesar Rp 36,22 triliun dan menjadi besar pada tahun 2024, senilai Rp 90.30 triliun. Produksi dari 517.397 ton pada tahun 2019, menjadi sebesar 1.290.000 ton pada 2020. Target kawasan, dibutuhkan sekitar 86 ribu hektar lahan tambahan hingga tahun 2024,” jelas Edhy.

Ia pun menilai, kepastian usaha dari budidaya udang vaname relatif sukses, asalkan masyarakat petambak juga dapat memperhatikan limbah yang dihasilkan dari tambak.

Edhy menerangkan, pengelolaaan limbah tambak yang tidak baik akan berdampak pada hasil produksi udang serta daya dukung lingkungan. Karenanya perlu ada pembangunan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL).

Baca Juga: KKP usulkan opsi serap produksi nelayan akibat Covid-19

Di sisi lain Kementerian PUPR mengatakan akan memberikan dukungan berupa revitalisasi tambak garam dan tambak ikan/udang adalah dengan pembangunan dan rehabilitasi jaringan tata air tambak yakni pembangunan saluran dan bangunan pengambilan/pembawa/pencampuran air laut dan air tawar, serta jalan inspeksi.

Kementerian PUPR menargetkan, di 2020-2024 pembangunan jaringan tata air tambak sebesar  48,2 ribu hektare atau Rp 2,3 triliun,  dan rehabilitasi jaringan tata air tambak sebesar 82,9 ribu hektare atau sekitar Rp 1,9 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×