Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Nasib pengembangan bandar udara di Lebak, Banten makin terkatung-katung. Dua investor yang berencana mengembangkan bandara itu belum kompak bersikap, pasca Kementerian Perhubungan menyatakan pembangunan bandara terkendala dari sisi area udara.
PT Maja Raya Indah Semesta bersikukuh akan memperjuangkan izin pembangunan bandara tersebut. Mereka akan berusaha berkomunikasi dengan pemerintah. "Kalau persoalan udara kan, ada beberapa ketinggian yang bisa dikaji, mari kita duduk bersama membicarakan ini," tandas Ishak, Direktur Utama PT Maja Raya Indah Semesta kepada KONTAN, Rabu (29/9).
Manajemen Maja Raya mengaku sudah meminta waktu bertemu dengan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan. Namun, hingga saat ini belum mendapatkan tanggapan.
Dari sisi hitungan bisnis, Maja Raya menyayangkan jika rencana pengembangan bandara tak terealisasi. Mengingat, pembebasan tanah berjalan mulus. Perusahaan itu sudah menggelontorkan dana sekitar Rp 700 miliar untuk membebaskan hampir 2.000 hektare (ha) lahan di Lebak.
Jika Maja Raya sudah blakblakan menentukan sikap, lain cerita dengan sang mitra bisnis yakni Lion Group. "Mohon maaf, no comment," ujar Edward Sirait, Chief Executive Officer Lion Group dalam pesan singkat.
Rencana pengembangan bandara Lebak terkendala area udara karena bersinggungan dengan Bandara Budiarto di Curug, Banten serta Bandara Rumpin di Bogor, Jawa Barat. Dus, Kementerian Perhubungan meminta para pemrakarsa bandara Lebak untuk memperbaiki tata letak rencana pembangunan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News