Reporter: David Oliver Purba | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Peluang mengantongi dollar Amerika Serikat lebih banyak adalah salah satu alasan sejumlah perusahaan memperluas pasar ekspor. Pun begitu alasan PT Mandom Indonesia Tbk yang berencana menambah empat pasar ekspor baru.
Bidikan Mandom Indonesia tak jauh-jauh tapi negara di kawasan Asia Tenggara. Keempat negara tersebut yakni Vietnam, Kamboja, Laos, dan Myanmar. Ini sebagai Mandom Indonesia mengejar target penjualan bersih 2016 sebesar Rp 3 triliun, yang mereka canangkan sejak 2014.
Sebelumnya, manajemen Mandom Indonesia bilang mayoritas tujuan ekspor mereka ke negara-negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika. Namun tak ketahuan historikal penjualan dari negara di kawasan itu.
Menilik laporan keuangan semester I-2015, ekspor Mandom Rp 380,82 miliar. Angka ini setara dengan 30,81% total penjualan Rp 1,24 triliun. Kontribusi 69,19% dari pasar domestik Rp 865,88 miliar.
Selain memperluas ekspor, Mandom ingin menambah produk anyar. Sayangnya, perusahaan berkode TCID di Bursa Efek Indonesia tersebut belum mau membeberkan detail produk yang di tahap studi itu.
Sekretaris Perusahaan PT Mandom Indonesia Tbk Alia Dewi hanya bilang, pembuatan produk anyar untuk pengembangan area pemasaran. "Pengembangan area tidak mudah karena banyak yang harus diperhatikan sementara produk yag dijual harus sesuai dengan kebutuhan negara tersebut," alasan Alia kepada KONTAN, Rabu (7/10).
Namun, upaya Mandom Indonesia mengejar target penjualan bersih Rp 3 triliun tadi, bukan tanpa hambatan. Kebakaran pabrik di Cibitung, Jawa Barat yang terjadi pada 10 Juli 2015 yang lalu, masih menyisakan masalah bagi produsen kosmetik Pixy tersebut.
Akibat kebakaran medio 2015 kemarin, manajemen Mandom Indonesia terpaksa menghentikan produksi aerosol. Aerosol adalah bahan baku yang diperlukan dalam pembuatan hairspray atawa produk perawatan rambut.
Padahal semula Mandom Indonesia juga menjual produk aerosol tersebut ke Uni Emirat Arab. Alhasil, tak cuma penjualan domestik yang menguap, penjualan ekspor pun demikian. "Sampai saat ini produk aerosol belum bisa kami produksi," aku Alia.
Sayangnya, Mandom Indonesia tak membeberkan volume produksi aerosol yang mandek. Perusahaan tersebut juga menutup rapat catatan kerugian dari kebakaran itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News