Reporter: Adinda Ade Mustami, Fahriyadi, Sandy Baskoro, Barly Haliem | Editor: Azis Husaini
JAKARTA. Aksi Manila Water Company Inc, unit usaha Grup Ayala asal Filipina yang mengakuisisi saham PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) masih berlanjut. Kabar terbaru, Manila Water tak hanya membeli 51% saham Palyja milik Suez Environtment, tapi juga membeli 49% saham Palyja milik PT Astratel Nusantara, anak usaha Grup Astra.
Nilai transaksi penjualan 100% saham Palyja mencapai Rp 1,1 triliun. Selain membayar saham, menurut sumber KONTAN, dalam transaksi ini Manila Water juga membayar short fall atau subsidi yang seharusnya ditanggung Pemerintah Provinsi DKI Jakarta senilai Rp 300 miliar. Alhasil, total transaksi ini melibatkan dana Rp 1,4 triliun.
Yang menarik, Grup Gunung Sewu disebut-sebut turut digandeng Manila Water dalam pembelian Palyja. Gunung Sewu adalah korporasi yang memiliki sejumlah portofolio bisnis, mulai dari sektor agribisnis, properti, hingga asuransi. Salah satu aset Grup Gunung Sewu adalah Great Giant Pineaple pemasok buah merek Sunpride. Kabarnya, saat ini transaksi tersebut masih menunggu restu Pemprov DKI Jakarta.
PAM Jaya masih kaji
Direktur Utama PAM Jaya, Sri Widayanto Kaderi, membantah 100% saham Palyja dijual ke Manila Water. Dia hanya menyatakan, kini PAM Jaya masih memproses uji kelayakan Manila Water sebagai calon pembeli 51% saham Palyja milik Suez. "Sedangkan 49% saham Palyja masih punya Astratel," ungkap Sri kepada KONTAN, Rabu (27/2).
Manajemen Astratel juga menyangkal akan menjual 49% kepemilikannya di Palyja. "Saat ini Astratel masih di Palyja dan menunggu calon partner baru yang akan membeli saham Suez," ungkap Wanny Wijaya, Corporate Planning Astratel kepada KONTAN.
Hingga kemarin, KONTAN belum bisa mendapatkan konfirmasi manajemen Gunung Sewu maupun Great Giant Pineaple. Saat dihubungi via telepon ke kantornya, Kamis (28/2), petinggi kedua perusahaan itu tidak ada di tempat.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengakui sudah mendengar kabar rencana penjualan seluruh saham Palyja tersebut. Namun, Pemprov DKI Jakarta belum bersikap atas rencana tersebut.
Apalagi, Jokowi menyatakan juga tidak mengenal siapa calon pemegang saham baru Palyja dan pemegang saham yang melego kepemilikannya. "Saya belum masuk ke BUMD ini. Saya harus mengerti dulu soal komposisi di Palyja," ucap Jokowi, Rabu (27/2).
Sebagai catatan, Palyja memasok air sejak bagi penduduk Jakarta Barat sejak 1997. Mereka mendapat hak kelola air di Jakarta Barat selama 25 tahun dari PAM Jaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News