kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.263.000   -4.000   -0,18%
  • USD/IDR 16.655   17,00   0,10%
  • IDX 8.213   47,09   0,58%
  • KOMPAS100 1.146   6,71   0,59%
  • LQ45 841   4,41   0,53%
  • ISSI 284   -0,06   -0,02%
  • IDX30 443   2,57   0,58%
  • IDXHIDIV20 510   1,96   0,39%
  • IDX80 129   0,55   0,43%
  • IDXV30 139   0,15   0,11%
  • IDXQ30 141   0,36   0,26%

Mantan Dirut Pertamina Power Ginanjar Gandeng Sumitomo Investasi Triliunan di NTB


Rabu, 12 Januari 2022 / 21:56 WIB
Mantan Dirut Pertamina Power Ginanjar Gandeng Sumitomo Investasi Triliunan di NTB
ILUSTRASI. CEO PT GSI Ginanjar Sofyan


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT GSI dan Sumitomo Corporation Indonesia berencana membenamkan investasi berkisar US$ 600 juta hingga US$ 800 juta untuk mengembangkan lima sektor bisnis di Nusa Tenggara Barat (NTB). Adapun nilai ekonomi yang bisa dihasilkan dari pengembangan bisnis tersebut mencapai US$ 2 miliar. 

CEO PT GSI, Ginanjar Sofyan mengatakan, pihaknya dan Sumitomo akan mengembangkan green energy, akuakultur lobster, agrikultur, peternakan, serta sistem digital ekologi industri. "Untuk clean energy, kami akan mengembangkan e-energy, yakni ada e-power, e-gas dan e-fuel," ungkap dia kepada KONTAN, Rabu (12/1).

Ginanjar mengemukakan, pihaknya sudah melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Pemerintah Provinsi NTB untuk menggarap ekosistem bisnis tersebut. "Bisnis yang kami kembangkan akan saling terintegrasi melalui sistem digital tersebut," terang dia.

Saat ini, berdasarkan kajian awal GSI dan Sumitomo, mereka menyiapkan investasi besar di ekosistem bisnis sirkuler tersebut. "Nilainya sebesar US$ 600 juta sampai US$ 800 juta," ungkap dia.

Ginanjar menilai saat ini ada berbagai potensi seperti sampah hasil panen jagung yang bisa dikembangkan untuk Bio CNG sebagai pengganti LPG yang saat ini masih impor. "Ada sampah dari sisa jagung tidak terpakai di NTB mencapai 1.200 ton per hari, dengan produksi sampah yang bisa dibuat bahan baku Bio CNG. NTB itu penghasil jagung," urai dia. 

Dengan bahan baku yang berlimpah, GSI bisa mengembangkan Bio CNG secara berkelanjutan. Tak hanya energi, mereka juga bakal menyasar bisnis lobster di NTB yang memang potensial. Saat ini utilitas produksi lobster di wilayah itu hanya 6%. Untuk itu, GSI akan mengoptimalkan menjadi 50%. "Kami akan mengembangkan lobster, tuna dan kerapu," terang Ginanjar. 

Untuk pengembangan agrikultur, GSI dan Sumitomo akan mengelola sistem pertanian terpadu. Di segmen peternakan, pihaknya akan mengembangkan peternakan sapi. "Wilayah NTB penghasil sapi, sudah memasok ke Jawa, Sumatra, Makasar dan Sulawesi. Kami akan mengoptimalkan di sana," ucap dia.

Ginanjar memaparkan nilai bisnis peternakan sapi di NTB yang akan digarap mencapai US$ 80 juta. Jika sudah sukses di NTB, GSI akan ekspansi ke Nusa Tenggara Timur (NTT). "Tidak tertutup kemungkinan ke daerah lain karena potensi lokal di sana besar dan investor seperti Sumitomo sangat tertarik," terang Ginanjar.

Dengan bisnis berbasis regional yang memanfaatkan sumber daya lokal, GSI berharap tercipta ketahanan energi di daerah masing-masing. "Ini namanya sirkulasi ekonomi, dimana tidak terbuang dan bisa menjadi ekonomi yang kuat bagi daerah," kata dia.

Manajemen GSI segera memulai proyek tersebut. "Ada beberapa proyek awal yang sudah dilakukan selama empat sampai enam bulan ini. Kami akan mempercepat pengerjaan, awalnya adalah Bio CNG di kuartal I-2022," ungkap Ginanjar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×