kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.934   1,00   0,01%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Maraknya Penggunaan Dolar Sebabkan Industri Produk Plastik Merugi


Jumat, 26 Desember 2008 / 11:41 WIB


Reporter: Nurmayanti |

JAKARTA. Pemerintah agaknya harus lebih tegas melaksanakan kebijakannya terkait penggunaan rupiah untuk setiap transaksi di sektor Industri. Pasalnya, banyak industri menjadi korban karena tak sanggup menghadapi fluktuatif nilai tukar rupiah terhadap dolar. Salah satunya, industri pengolahan plastik di sektor hilir petrokimia mengaku terancam rugi hingga US$1,44 miliar pada tahun depan menyusul masih berlangsungnya penggunaan transaksi domestik dengan nilai tukar dolar AS untuk berbagai kebutuhan penunjang produksi.

Pengusaha memperkirakan, depresiasi rupiah terhadap dolar AS akan terus terjadi hingga akhir 2009 menyusul ketidakpastian ekonomi dunia. "Keadaan itu berdampak pada meningkatnya kerugian di sektor pengolahan plastik yang selama ini terpaksa menyesuaikan transaksi dengan mata uang dolar AS untuk pembelian bahan baku dari sektor hulu petrokimia," kata Presiden Direktur PT Dynaplast Tbk Tirtadjaja Hambali, Rabu.

Pengusaha mengaku berat dengan kondisi saat ini. Mereka sebenarnya telah sejak lama berharap bahwa setiap transaksi terutama yang berhubungan dengan proses produksi menggunakan rupiah seperti pembelian bahan baku, gas dari PT Perusahaan Gas Negara, termasuk kebutuhan kertas cetak dan tinta.

Sebab, akibat dari transaksi dolar itu pengusaha memperkirakan potensi kerugian industri hilir plastik sekitar US$ 120 juta per bulan atau US$1,44 miliar sepanjang 2009. Ini berdasarkan hitungan total omzet yang dibukukan sekitar 6.000 perusahaan plastik di dalam negeri mencapai hingga US$6 miliar per tahun. Nilai tersebut mencakup seluruh transaksi bahan baku dari industri hulu domestik sekitar 2,5 juta ton per tahun dan transaksi dagang di berbagai produk plastik antara lain kemasan dan plastik fleksibel.

Akibat fluktuatif rupiah terhadap dolar juga menyebabkan keuntungan pengusaha dalam 10 bulan 2008 sudah hilang dalam waktu 2 bulan. Bahkan pada tahun depan, pengusaha memperkirakan bakal menanggung kerugian sekitar 20% dari total omzet. "Kami sudah tidak tahan dengan guncangan kurs saat ini karena itu kami minta pemerintah bergerak cepat,ujarnya.

Presdir PT Indokonverta Indah Ida N. Hasni memaparkan, apabila depresiasi rupiah terus berlanjut, pada kuartal II/2008 sektor pengolahan hilir plastik terancam berhenti (idle) mengingat besarnya beban kerugian dan menyusutnya order akibat belum pulihnya daya beli. ”Volume produksi kami terancam menyusut 20% - 30% dan sebagian besar lini produksi akan kami matikan. Pelemahan daya beli di tahun ini telah memangkas order kami sekitar 33%. Masalah di tahun depan akan semakin pelik karena bersamaan dengan kenaikan UMP,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×