Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
Sumber pendanaan capex tambahan berasal baik dari kas internal perusahaan maupun fasilitas perbankan. Dana tersebut akan digunakan untuk membeli dan menambah lini serta mesin-mesin produksi di pabrik eksisting. “Pabrik baru kami yang beroperasi tahun lalu masih memiliki ruang untuk penambahan mesin,” ujar Ridwan.
Dengan asumsi volume produksi sebanyak 12 juta pcs cetakan sarung tangan, Ridwan memproyeksi perusahaan mampu mengantongi sales revenue hingga sekitar Rp 640 miliar pada tahun depan. Angka tersebut lebih besar dibanding penjualan MARK di tahun 2019 maupun proyeksi penjualan MARK pada tahun 2020 ini.
Baca Juga: Belasan emiten ini bakal menebar dividen, apa kata analis?
Asal tahu, penjualan MARK tercatat sebesar Rp 361,54 miliar di tahun 2019. Sementara itu, pada tahun ini, MARK membidik pertumbuhan penjualan sekitar 15% dibanding tahun lalu atau setara dengan kurang lebih Rp 415,77 miliar berdasarkan hitungan Kontan.co.id.
Sepanjang Januari - Juni 2020 lalu, penjualan MARK tercatat sebesar Rp 192,62 miliar, tumbuh 9,57% dibanding penjualan periode sama tahun lalu yang mencapai Rp 175,80 miliar. Sementara itu, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih perusahaan tercatat tumbuh 14,63% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari semula Rp 45,11 miliar di semester I 2019 menjadi Rp 51,71 miliar di semester I 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News