kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ma'ruf Amin tutup Jogja Halal Fest 2018


Senin, 15 Oktober 2018 / 20:21 WIB
Ma'ruf Amin tutup Jogja Halal Fest 2018
KH Maruf Amin menutup Jogja Halal Fest 2018


Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Dadan M. Ramdan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pagelaran Jogja Halal Fest 2018 di Jogja Expo Center (JEC), Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta resmi berakhir setelah berlangsung selama empat hari. Penutupan acara pada Minggu (14/10) malam, dihadiri sejumlah tokoh nasional diantaranya Kyai Ma'ruf Amin, Ketua Dewan Pembina PP Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) dan Wimboh Santoso, Ketua Umum PP MES yang juga sebagai Ketua Dewan Komisoner OJK.

Kemeriahan dan keramaian suasana penutupan mulai terasa setelah Maghrib, masyarakat dan ribuan santri Yogyakarta antusias memadati JHF untuk menyambut kedatangan seorang ulama kharismatik. Menaiki panggung untuk memberikan sambutan dan menutup acara, ribuan santri yang hadir berdiri memekikkan shalawat badr dan memberikan hormat kepada Kyai Ma'ruf Amin, calon wakil presiden pasangan Joko Widodo.

Dalam sambutannya, Ma'ruf mengimbau masyarakat muslim untuk menjadikan halal sebagai jalan dan gaya hidup sehari-hari. "Halal is my life," ajak Ma'ruf dalam keterangan resminya, Senin (15/10). Menurutnya, saat ini, produk-produk di dalam negeri yang sudah bersetifikat halal baru 15%-20%. Setelah tahun 2019, pemerintah menargetkan porsinya ditargetkan bisa mencapai 80%-100%.

Ma'ruf juga mengungkapkan rencana pemerintah membangun pelabuhan halal, atau halal port, agar produk tidak bercampur dengan yang tidak halal. Harapannya, Indonesia tidak hanya sebagai konsumen produk melainkan menjadi produsen produk halal yang bisa menembus pasar dunia. Itu sebabnya, pemerintah akan mendorong terbentuknya area industri halal, di antaranya di Banten dan Sidoarjo. "Bukan hanya food saja, tapi juga fashion," kata Ma'ruf.

Untuk bidang keuangan dan perbankan, mantan ketua MUI Pusat ini menyebutkan, sudah memakai dual sistem, yakni konvensional dan syariah. Dengan demikian, bagi masyarakat halal itu bukan sebatas makanan, tapi juga bagaimana memperoleh penghidupan dari sektor keuangan dan jasa. Kini, sudah ada regulasi terkait perbankan syariah, yakni UU Perbankan Syariah, UU Surat Berharga Syariah, dan sudah terbentuk pasar modal syariahnya.

Sayang, pangsa pasar perbankan syariah masih rendah, antara 5%-8% persen. Padahal, mayoritas muslim yang tentunya sangat potensial dari marketnya, tapiĀ  kenyataannya masih rendah. "Ke mana para kiainya, ulamanya, apa masih konvensional belum syariah, ustadznya mana," kritik Ma'ruf.

Sementara itu, tidak hanya dari Yogyakarta, para santri juga hadir dari luar daerah, di antaranya dari Kendal, Magelang, dan Klaten. Kedatangan mereka tidak hanya ikut memeriahkan penutupan acara JHF, tetapi ikut hormat sebagai bentuk ta'dzim santri kepada kyai.

Misalnya Raji, salah seorang santri pondok pesantren di Yogyakarta menyatakan, kedatangannya ke JHF untuk bisa melihat langsung Kyai Ma'ruf Amin dan ingin mendengar petuah-petuahnya. "Saya bersyukur sekali bisa melihat dan bertemu Kyai Ma'ruf langsung disini. Saya mengidolakan beliau dan ingin mendengar tausiah beliau langsung disini, alhamdulillah terwujud," akunya dengan wajah yang sumringah.

Hal berbeda disampaikan oleh Lutfi, seorang santri dan mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Semarang yang mengatakan kedatangannya di JHF ingin mengetahui pemikiran Kyai Ma'ruf tentang arus baru ekonomi Indonesia. "Selama ini saya hanya mengetahui pemikiran beliau tentang arus baru ekonomi Indonesia melalui berita media. Jadi kesini (JHF) ingin mendengar langsung tentang itu selain juga ingin tahu produk-produk halal," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×