kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Masih ada 20% industri keramik belum rasakan harga gas US$ 6 per mmbtu


Senin, 17 Agustus 2020 / 17:56 WIB
Masih ada 20% industri keramik belum rasakan harga gas US$ 6 per mmbtu
ILUSTRASI. Implementasi harga gas US$ 6 per mmbtu untuk sektor industri masih belum sepenuhnya dirasakan oleh industri keramik.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Implementasi harga gas US$ 6 per million british thermal unit (mmbtu) untuk sektor industri masih belum sepenuhnya dirasakan oleh industri keramik.

Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) mencatat, masih ada 20% industri keramik yang belum mendapatkan penyesuaian harga gas sebagai bagian dari implementasi Kepmen ESDM 89K/2020 tentang harga dan pengguna gas bumi bidang industri.

Ketua Asaki Eddy Suyatno menuturkan, 20% industri tersebut terletak di Jawa Bagian Timur.

"80% anggota Asaki yang berada di Sumatra, dan Jawa bagian barat sudah menikmati implementasi harga gas. Untuk Jawa bagian Timur masih harus menunggu selesainya letter of agreement PGN dan sektor hulu," terang Eddy kepada Kontan.co.id, Senin (17/8).

Baca Juga: Ini upaya Perusahaan Gas Negara (PGAS) dalam mengembangkan UMKM

Eddy melanjutkan, implementasi harga gas bagi 20% anggota Asaki diharapkan dapat rampung pada September mendatang.

Ia menambahkan, dampak pandemi Covid-19 memang amat terasa bagi sektor industri keramik yang tingkatan utilisasi turun tajam hingga ke level 30% dari kisaran normal 65%.

Adapun, memasuki Juli lalu industri keramik mulai rebound ke level utilisasi 56%. Pihaknya berharap pada kuartal I 2021 mendatang tingkat utilisasi bisa kembali normal.

Untuk itu, Eddy menekankan kehadiran implementasi harga gas US$ 6 per mmbtu amat dibutuhkan ditengah melemahnya daya beli dalam negeri dan pertumbuhan ekonomi yang minus pada kuartal II lalu.

"Asaki tentunya tidak tinggal diam, kami berupaya semaksimal mungkin untuk memanfaatkan pasar ekspor. Kinerja Ekspor semester 1 ini juga terganggu pandemi Covid-19 turun 9% dengan 5 tujuan utama ekspor yaitu Filipina, Taiwan, Malaysia, Thailand dan AS," ungkap Eddy.

Ia memastikan, pasar ekspor akan terus digenjot dengan menyasar Australia dan Korea Selatan.

Disisi lain, Eddy mengungkapkan implementasi harga gas tidak menemui kendala berarti pasalnya sejauh ini PGN dinilai telah melakukan upaya dukungan demi mewujudkan harga gas sebesar US$ 6 per mmbtu.

"Ekspektasi Asaki utilitas nasional bisa meningkat ke 75% di akhir 2021," terang Eddy.

Baca Juga: PGN akan optimalkan utilisasi gas bumi untuk sektor industri

Sebelumnya,  PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mengungkapkan masih ada tiga letter of agreement (LoA) yang belum diteken terkait penyesuaian harga gas dari hulu.

Direktur Komersial PGN Faris Aziz mengungkapkan sudah ada 14 LoA yang ditandatangani dengan para produsen gas.

"Ada tiga lagi yang belum. Akan secepatnya kita lakukan," kata Faris dalam diskusi virtual, Kamis (6/8).

Faris melanjutkan, 14 LoA dengan produsen hulu yang telah ditandatangani seluruhnya telah disalurkan dengan harga US$ 6 per mmbtu ke sektor hilir.

Baca Juga: Perusahaan Gas Negara (PGN) incar pasar LNG Asia dengan potensi 9 kargo per tahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×