Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Mahmuddin Yasin mengakui, dari sekitar 100 perusahaan milik pemerintah, masih ada lima perusahaan yang rendah komitmennya soal tata kelola perusahaan (good corporate governance/GCG).
Sebagaimana diketahui, September 2013 lalu Kementerian yang dinahkodai Dahlan Iskan tersebut membuat program BUMN Bersih, yang salah satu tujuannya adalah untuk mengurangi tindakan gratifikasi.
Yasin menuturkan, secara umum BUMN Bersih menunjukkan komitmen perusahaan BUMN untuk meningkatkan GCG serta mengatasi fraud.
"Tidak ada perusahaan BUMN yang tidak berkomitmen untuk GCG dan atasi fraud. Tapi ada lima BUMN yang lebih didorong meningkatkan," ungkap Yasin ditemui usai rapat pimpinan BUMN di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Kamis (10/4).
Sayangnya, Yasin enggan menyebut kelima perusahaan tersebut. Dia hanya menyebutkan, perusahaan tersebut ada di sektor logistik dan jasa lainnya. Menurutnya, siapa yang komitmennya masih rendah, saat ini tengah dibahas oleh tiap-tiap deputi BUMN berdasarkan 13 indikator.
Meski mengakui ada lima perusahaan BUMN yang komitmen GCG-nya rendah, Yasin menolak hal itu mengindikasikan perusahaan belum transparan dan diduga kerap menerima gratifikasi.
"Enggak (ada indikasi). Intinya kita mau BUMN bersih. Makanya perlu ditingkatkan wistle blowing system-nya," imbuhnya.
Ketua Badan Pengawan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Mardiasmo menuturkan, BUMN Bersih bertujuan supaya perusahaan pelat merah bisa mengatasi fraud. "Mengendalikan fraud, suap, gratifikasi, dan korupsi," tukasnya. (Estu Suryowati)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News