kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Masih diselimuti sejumlah masalah, peternak unggas perkuat konsolidasi


Rabu, 22 September 2021 / 14:03 WIB
Masih diselimuti sejumlah masalah, peternak unggas perkuat konsolidasi
ILUSTRASI. Peternak memberi makan ayam di Pacellekang, Gowa, Sulawesi Selatan, Senin (9/8/2021). ANTARA FOTO/Arnas Padda/yu/rwa.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sekjen (Perhimpunan Peternak Unggas Nusantara) PPUN Kadma Widjaya menyebut pihaknya bersama perwakilan peternak bertemu Presiden menyampaikan kondisi para peternak pada minggu lalu.

Pada pertemuan tersebut, pihaknya menyampaikan sejumlah masalah yang terus-menerus dihadapi peternak, antara lain, persaingan yang tidak sehat antara peternak unggas mandiri dan perusahaan konglomerasi, oversupply ayam hidup yang menyebabkan harga jual selalu di bawah harga pokok produksi (HPP), serta harga pakan dan Day Old Chick (DOC) yang tinggi. 

Namun setelah pertemuan di Istana Negara, dia mengklaim pihaknya belum bertemu dengan Kementerian Pertanian. “Ternyata masalah yang kami alami di tiga tahun terakhir ini tidak sampai di telinga presiden. Kami menduga apa yang dikerjakan dan yang dilaporkan kepada presiden itu berbeda," kata dia dalam keterangannya, Rabu (22/9).

"Contohnya kebutuhan jagung sekitar 13 juta ton. Kementan klaim ada surplus 2 juta ton. Kalau memang surplus, seharusnya harga (jagung) turun. Tetapi faktanya harga jagung mahal,” ungkap Kadma.

Baca Juga: PTPN XII operasikan pabrik Nusakita untuk dukung swasembada gula

Maka dari itu, lanjut Kadma, pihaknya bersama perwakilan peternak unggas mandiri se-Jawa melakukan konsolidasi dengan membentuk tim kecil guna menindaklanjuti arahan Presiden Jokowi, pada Selasa (21/9). 

Tim kecil yang dibentuk sebagai upaya meneruskan perintah presiden yang meminta Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Sosial dan Kepolisian RI untuk menjalankan tugas masing-masing, sesuai dengan masalah yang dialami peternak unggas mandiri.

“Kami akan menagih janji Pak Jokowi. Sesuai arahan presiden, untuk masalah oversupply dan HPP yang tinggi, kami akan kejar Kementan dan Kemendag. Untuk bantuan kepada peternak mandiri, terutama di masa pandemi, kami kejar Kemensos. Untuk masalah harga jagung yang melonjak tinggi, kami kejar Kapolri untuk segera membentuk tim investigasi,” papar Kadma.

Senada dengan Kadma, peternak mandiri asal Sukabumi, Budiyanto berharap pemerintah serius menangani persoalan yang dihadapi peternak mandiri. Diakuinya, selama tiga tahun terakhir peternak unggas mandiri terus merugi. Sehingga banyak yang bangkrut dan meninggalkan hutang yang besar.

Ketua Umum Gopan Heri Darmawan mengatakan, konsolidasi yang dilakukan bersama seluruh peternak mandiri se-Jawa adalah untuk menyampaikan hasil pembicaraan  perwakilan peternak dengan presiden. “Semua usulan peternak broiler tidak ada satu pun yang ditolak presiden, ini sudah sangat bagus dan di luar dugaan kita,” pungkas Heri.

Selanjutnya: Kemenperin: Kontribusi sektor industri agro tembus 50% terhadap PDB industri nonmigas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×