kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Masih efek Lebaran, harga pangan Jakarta relatif tinggi


Minggu, 01 Juli 2018 / 22:09 WIB
Masih efek Lebaran, harga pangan Jakarta relatif tinggi
ILUSTRASI. Pasar tradisional


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga pangan di sejumlah titik pasar di Jakarta masih menunjukkan tren lebaran. Sejumlah pedagang mengaku pasokan di pusat masih terkendala efek lebaran sehingga jumlah barang yang tiba di pasar masih relatif terbatas.

Berdasarkan pantauan Kontan, untuk komoditas di Pasar Palmerah, bawang merah seharga Rp 35.000 per kilogram, bawang putih Rp 28.000 per kilogram, cabai merah dan cabai hijau di Rp 35.000 per kilogram.

Harga ini menurut sejumlah pedagang telah melandai dari posisi pasca lebaran dimana bawang merah sempat menyentuh Rp 38.000 per kg dan bawang putih tidak jauh di Rp 36.000 per kg. Sedangkan cabai merah dan cabai hijau sempat mencapai Rp 40.000 per kg.

Kemudian untuk minyak goreng mencapai Rp 12.500 per liter, gula dihargai Rp 12.000 - Rp 13.000 per kg dan telur sebesar Rp 27.000 per kg.

Adapun harga ayam broiler per kilogram mencapai rentang Rp 35.000 - Rp 40.000 per kilogram dan daging sapi has atau paha belakang dihargai Rp 120.000 per kilogram.

Salah satu pedagang daging sapi potong Pasar Palmerah mengatakan kondisi harga daging sapi dan ayam masih relatif tinggi lantaran pasokan masih sedikit.

Menurutnya hal ini terjadi karena saat lebaran konsumsi protein mengalami kenaikan yang cukup besar hingga menyebabkan pasokan di rumah potong pusat dan peternak terkikis.

Sedangkan kondisi di Pasar Slipi tidak jauh berbeda. Bawang merah dihargai Rp 38.000 per kg, bawang putih Rp 26.000 per kg. Cabai merah mencapai Rp 40.000 per kg dan cabai hijau Rp 36.000 per kg. Angka ini juga masih relatif sama dengan harga pasca lebaran.

Kemudian, harga ayam broiler dihargai Rp 40.000 per kilogram dan daging sapi has Rp 120.000 per kg.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Tjahya Widayanti menyampaikan kondisi pasar memang masih menunjukkan harga yang melampaui acuan pemerintah.

"Coba ditanyakan kepada supliernya kenapa demikian dan dirunut terus sampai akhir," katanya saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (1/7).

Menanggapi hal tersebut, Ketua Ikatan Pedagang Pasari Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri menyampaikan bahwa kenaikan harga tersebut memang sesuai tren pasca lebaran dimana stok pasar masih limbung karena habis-habisan selama bulan suci dan perayaan.

"Sudah bergulir sampai Juli, kemungkinan minggu depan atau dua minggu lagi harga baru bisa stabil," kata Abdullah.

Abdullah melanjutkan, kenaikan harga komoditas ayam utamanya karena peternak mengalami kekurangan stok yang direspon dengan kondisi langka dan harga tinggi. Sedangkan untuk harga daging sapi menurutnya telah mencapai angka aman.

Sedangkan untuk komoditas bumbu-bumbuan, masa lebaran yang mana menyebabkan masyarakat habis-habisan berbelanja produk bumbu dapur seperti bawang-bawang dan cabai juga menyebabkan pasokan menipis.

Apalagi untuk produk bawang merah kini mendaki ke kisaran Rp 40.000 per kg karena mendapat terpaan berita bawang bombai impor illegal yang disadur menjadi bawang merah.

Untungnya harga bawang putih relatif stabil karena komoditas ini disuplai secara impor dan pasokan negara-negara asal di China, Vietnam dan Thailand berada dalam jumlah banyak dan harga kecil.

"Produksi nasional bawang putih kita kecil hanya 10% dan pasokan ekspor dari asing masih banyak maka harga aman," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×