kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Masih jauh dari target, begini strategi pemerintah kejar bauran 23% EBT pada 2025


Rabu, 17 Juni 2020 / 16:26 WIB
Masih jauh dari target, begini strategi pemerintah kejar bauran 23% EBT pada 2025
ILUSTRASI. Energi baru terbarukan


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT) masih jauh dari target 23% sebagaimana disyaratkan Kebijakan Energi Nasional (KEN) pada tahun 2025. Pemerintah, melalui Kementerian ESDM pun mencari cara untuk menaikkan porsi EBT, khususnya pada sektor kelistrikan.

Direktur Aneka EBT Kementerian ESDM Harris memaparkan, secara keseluruhan porsi EBT dalam bauran energi nasional baru mencapai 9,15% hingga tahun 2019. Sementara dari sisi kelistrikan, porsi EBT sekitar 10,3 gigawatt (GW) atau baru sekitar 15% dari total kapasitas pembangkit listrik nasional.

Baca Juga: Kementerian ESDM: Pengembangan EBT bisa semakin menarik setelah pandemi Covid-19

"Kalau kami lihat perkembangan pencapaian target 23%, masih banyak tantangan," ujar dia dalam webinar yang diadakan oleh IESR dan Enter Nusantara, Rabu (17/6).

Harris menyebutkan, dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028, tambahan kapasitas pembangkit EBT mencapai 6,8 GW dalam rentang 2020 hingga 2024. Padahal, untuk mencapai target bauran EBT 23%, dibutuhkan tambahan pembangkit EBT sekitar 9 GW hingga tahun 2024.

Artinya, masih ada selisih sekitar 2 GW tambahan kapasitas pembangkit hingga 2024 antara RUPTL dengan pencapaian target EBT. "Masih ada gap Sehingga kami identifikasi kegiatan tambahan yang bisa dilakukan untuk mengakselerasi itu. Tentunya perlu mekanisme lain, selain yang sudah ada di RUPTL," sebut Harris.

Kata dia, pemerintah pun telah menyusun sejumlah program sebagai strategi mengisi selisih kapasitas pembangkit EBT guna mencapai bauran EBT 23% pada 2025.

Harris membeberkan, sejumlah strategi yang akan dilakukan ESDM. Pertama, pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) secara masif. Dia bilang, program PLTS ini akan disinergikan dengan program dari kementerian lainnya. 

Seperti pembangunan perumahan rakyat bersama Kementerian PUPR, BUMN atau swasta, serta PLTS untuk cold storage bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Selain itu, pengembangan energi surya ini juga mengandalkan PLTS berskala besar seperti PLTS terapung, PLTS di lokasi eks lahan tambang, serta PLTS Hybrid.

Baca Juga: Energi surya untuk lemari pendingin perikanan, pengembangan EBT ekonomi maritim

Kedua, pengembangan biomassa secara masif. Khususnya melalui skema co-ciring atau pencampuran pelet biomasa terhadap PLTU Batubara, yang targetnya bisa mencapai 3%-5% total dari kapasitas. 

"Paling cepat bisa dilakukan adalah co-firing, targetnya sampai 1.000 MW, dengan pencampuran biomassa ke sistem pembakaran PLTU eksistensi," sebut Harris.

Di samping itu, ada juga program penggantian Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di berbagai daerah dengan PLT yang berbasis biomasa. Dengan begitu, penambahan EBT diiringi dengan pengurangan bauran energi fosil seperti bahan bakar minyak (BBM) yang porsinya terus dikurangi.

Dari 6,04% pada tahun 2018, menjadi 4,03% pada tahun lalu. "Sekarang di 2020 kita targetkan tidak lebih dari 3%," kata Harris.

Ketiga, pembangkit EBT skala besar dengan model resource based renewable energy development. Harris mencontohkan, lokasi yang potensial ialah di Sulawesi, melalui pemanfaatan PLTA skala besar yang bisa menyalurkan listrik ke industri smelter.

Keempat, pembangan Pembangkit EBT melalui sinergi dengan rencana pembangunan ecotourism. Seperti yang ada di Flores Geothermal Island. Kelima, pengembangan biofuel dan greenfuel.

Keenam, pengembangan dan modernisasi sistem jaringan infrastruktur listrik nasional. "Ini penting untuk menangani isu intervensi," pungkas Harris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×