Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
Harris membeberkan, sejumlah strategi yang akan dilakukan ESDM. Pertama, pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) secara masif. Dia bilang, program PLTS ini akan disinergikan dengan program dari kementerian lainnya.
Seperti pembangunan perumahan rakyat bersama Kementerian PUPR, BUMN atau swasta, serta PLTS untuk cold storage bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Selain itu, pengembangan energi surya ini juga mengandalkan PLTS berskala besar seperti PLTS terapung, PLTS di lokasi eks lahan tambang, serta PLTS Hybrid.
Baca Juga: Energi surya untuk lemari pendingin perikanan, pengembangan EBT ekonomi maritim
Kedua, pengembangan biomassa secara masif. Khususnya melalui skema co-ciring atau pencampuran pelet biomasa terhadap PLTU Batubara, yang targetnya bisa mencapai 3%-5% total dari kapasitas.
"Paling cepat bisa dilakukan adalah co-firing, targetnya sampai 1.000 MW, dengan pencampuran biomassa ke sistem pembakaran PLTU eksistensi," sebut Harris.
Di samping itu, ada juga program penggantian Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di berbagai daerah dengan PLT yang berbasis biomasa. Dengan begitu, penambahan EBT diiringi dengan pengurangan bauran energi fosil seperti bahan bakar minyak (BBM) yang porsinya terus dikurangi.
Dari 6,04% pada tahun 2018, menjadi 4,03% pada tahun lalu. "Sekarang di 2020 kita targetkan tidak lebih dari 3%," kata Harris.