Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Rencana pemerintah mengeksekusi mati terpidana narkotika asal Brasil Marco Archer Cardoso Moreira, rupanya tidak hanya berimbas pada penolakan duta besar Indonesia yang dikirim kesana. Insiden inti juga berbuntut pada bisnis penerbangan di tanah air. Bahkan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla telah mengeluarkan ancaman agar maskapai di tanah air tidak lagi menggunakan pesawat asal Negeri Samba tersebut.
Namun pada kenyataannya. Hal ini masih belum disanggupi oleh sejumlah maskapai di tanah air. Beberapa diantaranya masih menyatakan akan terus melanjutkan kerja sama pembelian pesawat Embraer buatan Brasil. Selama ini pesawat buatan perusahaan milik Frederico Fleury Corado itu banyak digunakan untuk operasional penerbangan charter.
Salah satunya pengguannya adalah maskapai Kalstar Aviation. Akhir tahun lalu, maskapai yang banyak beroperasi di kawasan Kalimantan itu baru saja mendatangkan sekitar 1 pesawat Embraer 195. Rencananya dalam 2 tahun kedepan perseroan akan mendatangkan sekitar 10 pesawat asal Brazil tersebut.
"Menurut kami yang sifatnya bussiness to bussiness harus dibedakan dengan goverment to goverment," ujar Aji Kurnia Bagja, HRD and General Affairs Manager kepada KONTAN, akhir pekan lalu.
Meski mengerti dan memaklumi himbauan Wapres tersebut, tetapi Kalstar Avation tidak bisa serta merta begitu saja memutuskan perjanjian yang telah disepakati sebelumnya. Menurut Aji, pihaknya sudah terlebih dahulu menandatangani perjanjian sebelum adanya masalah diplomasi antara kedua negara.
Pertanyaan serupa juga diungkapkan oleh Indonesia Air Transport. Maskapai yang mengoperasikan penerbangan charter di daerah tambang itu mengaku akan tetap melanjutkan rencana pembelian 1 pesawat jenis Embraer Legacy senilai sekitar US$ 10 juta. Syafril Nasution, Presiden Direktur PT Indonesia Air Transport dan Infrastructure Tbk mengatakan hal itu tidak akan mempengaruhi rencana bisnisnya.
"Sementara ini belum ada perubahan rencana," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News