kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.986.000   17.000   0,86%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Maskapai Tak Tertarik Buka Rute Eropa


Kamis, 16 Juli 2009 / 19:16 WIB
Maskapai Tak Tertarik Buka Rute Eropa


Reporter: Nadia Citra Surya | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kendati Uni Eropa (UE) telah memberikan sinyal positif dengan mencabut larangan terbang terhadap empat maskapai penerbangan Indonesia, namun sejumlah maskapai yang memiliki trafik penerbangan cukup tinggi di Indonesia tidak tertarik untuk terbang ke Benua Biru tersebut.

"Kami lihat permintaan pasar untuk terbang ke Eropa belum menjanjikan," ujar Direktur Umum Lion Air Edward Sirait. Menurut Edward, motivasi utama sebuah maskapai untuk membuka rute baru pasti karena potensi pasar yang terbuka lebar. "Sejauh ini, kebutuhan terbang ke Eropa masih bisa di cover oleh maskapai asing," ujar Edward.

Selain itu, lanjutnya, untuk membuka rute baru ke Eropa membutuhkan persiapan dan perencanaan yang matang. "Butuh persiapan komersial yang tentunya tidak mudah," cetusnya. Ia mencontohkan, dalam kondisi global seperti sekarang ini, penerbangan dengan model transit atau singgah dulu ke beberapa bandara mulai tidak diminati oleh konsumen. "Kecenderungan global saat ini membuat penumpang lebih memilih penerbangan secara direct dari satu negara ke negara yang ditujunya," ujar Edward.

Untuk memenuhi keinginan tersebut, maka maskapai yang akan terbang ke Eropa harus memiliki pesawat yang mampu terbang di atas tujuh jam. "Boeing 737-900 kami rata-rata kemampuan terbangnya di kisaran enam jam hingga tujuh jam saja," tandasnya. Oleh sebab itu, hingga kini Lion Air tidak berminat untuk menerbangi Benua Biru tersebut.

Edward meyakini potensi pasar dalam negeri dan regional Asia yang digarap Lion Air selama ini masih cukup menjanjikan. Tahun 2008 lalu Lion berhasil mengungguli Garuda dalam jumlah penumpang yang diangkutnya selama setahun dengan mencatatkan 9.147.942 penumpang. Sedangkan Garuda hanya 7.665.390 penumpang saja.

Sementara itu, Presiden Direktur AirAsia Indonesia Dharmadi mengatakan, selama ini kebutuhan penerbangan jarak jauh ke Eropa ditangani secara langsung oleh AirAsia X yang merupakan grup dari AirAsia Indonesia.

Bahkan Mandala Airlines yang telah dinyatakan layak terbang oleh Uni Eropa pun tak tertarik membuka penerbangan ke Eropa. "Kami belum ada rencana apa pun untuk terbang ke Eropa," ujar Diono Nurjadin Presiden Direktur Mandala Airlines. Diono mengatakan pihaknya kini sedang fokus dalam mendatangkan pesawat-pesawat baru untuk mengganti pesawat-pesawat lamanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×