Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. Satu per satu proposal investasi asing mulai diteken di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Salah satunya, proyek investasi bersama China dengan total investasi US$ 17,8 miliar. Investasi dalam 12 nota kesepahaman itu melibatkan 11 perusahaan lokal itu, diteken dalam ajang China Business Forum di Beijing, Minggu (9/11) lalu.
Nah, Grup Maspion patut gembira lantaran menjadi bagian dari 11 perusahaan lokal yang ketiban rezeki investasi ini. Perusahaan yang dirintis oleh Alim Husin itu akan berkongsi dengan perusahaan dari Negeri Panda yakni Shining Resources Co.Ltd.
Nilai kesepakatan bisnis kedua perusahaan itu adalah US$ 120 juta. Keduanya akan membangun pabrik plat tembaga di Gresik, Jawa Timur. "Soal porsi sahamnya itu nanti, ini kan masih MOU (memorandum of understanding)," kata Presiden Direktur Grup Maspion Alim Markus kepada KONTAN, Selasa (11/11).
Rencananya, pabrik plat tembaga itu akan berada di bawah sebuah perusahaan patungan bentukan Grup Maspion dan Shining Resources. Pabrik itu akan mengandalkan pasokan bahan baku konsentrat tembaga dari PT Freeport Indonesia.
Sebagai informasi, Freeport memang tengah berencana membangun pabrik pengolahan (smelter) bijih tembaga. Produksi smelter Freeport itulah yang akan diolah kembali oleh pabrik patungan Grup Maspion dan Shining Resources. Proyeksi produksi smelter perusahaan afiliasi dari Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. itu adalah 1,8 juta ton konsentrat tembaga per tahun.
Namun, manajemen Grup Maspion belum bisa memutuskan kapasitas volume konsentrat tembaga yang akan diolah pabriknya. "Freeport bangun smelter dan pihak China ingin berpartisipasi. Soal besaran kebutuhan bahan baku, tunggu saja nanti kalau smelter Freeport sudah jadi, kami baru bisa hitung-hitung," terang Alim.
Grup Maspion dan Shining Resources merancang pabrik itu berkapasitas 600.000 ton plat baja per bulan. Kapasitas pabrik sebesar itu akan dilakukan secara bertahap.
Pembangunan bertahap
Pada tahap awal, membangun unit pabrik dengan kapasitas produksi 200.000 ton plat baja per bulan. Lantas pada tahap selanjutnya, membangun unit pabrik dengan kapasitas produksi 400.000 plat baja sebulan.
Total lahan pabrik itu adalah 100 hektare (ha). Sayang, lagi-lagi dengan alasan baru saja usai menandatangani nota kesepahaman, Alim belum memerinci jadwal penggarapan proyek itu.
Seperti sudah disinggung sebelumnya, Grup Maspion adalah bagian dari 11 perusahaan lokal yang mendapat proyek atas kerjasama Indonesia dan China. Kesepuluh perusahaan lain adalah, pertama, PT Kayan Hydro Energy dengan nilai proyek sekitar U$ 775 juta.
Kedua, PT Integral Mining Nusantara investasi US$ 360 juta. Ketiga, PT Sinar Sukses Mandiri investasi US$ 120 juta. Keempat, PT Wijaya Infrastruktur Indonesia investasi US$ 100 juta. Kelima, PT Zadasa investasi US$ 5,5 juta. Keenam, PT Eka Sampoerna Sukses investasi US$ 1,3 juta.
Ketujuh, Cahaya Sukses International investasi US$ 1,5 juta. Kedelapan, PT Resteel Industry. Kesembilan, PT Adaro Power. Kesepuluh, PT MAESA Optimalah Mineral.
Dihubungi secara terpisah, Achmad Wijaya Wakil Ketua Komite Tetap Kamar Dagang Indonesia Bidang Standardisasi dan Mutu Produk bilang, belasan perusahaan itu bergerak di industri dasar. "Kesepakatan antara perusahaan itu termasuk Grup Maspion, difasilitasi oleh Sinar Mas Group dan Kadin," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News