kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Masuk masa panen, harga garam petani hambar


Rabu, 08 Agustus 2012 / 07:18 WIB
Masuk masa panen, harga garam petani hambar
ILUSTRASI. Pemain film Raline Shah tampil dengan makeup flawless saat ditemui pada acara peluncuran shampo Pantene antiketombe 2in1, di Emperica SCBD, Jakarta Selatan, Kamis (2/2/2017). Tribunnews/Jeprima


Reporter: Handoyo |

JAKARTA. Inilah gambaran nasib petani kebanyakan. Ketika produksi melimpah, harga turun. Itu pula yang kini tengah dialami petani garam.

Jakfar Sodikin, Ketua Asosiasi Petani Garam Pamekasan di Madura mengatakan, saat ini, harga garam kualitas atau KP II di Madura hanya berkisar antara Rp 490 per kilogram (kg) hingga Rp 500 per kg. Padahal di periode yang sama tahun lalu, harga garam berkisar antara Rp 560 per kg hingga Rp 600 per kg. Harga di KP III bahkan hanya di kisaran Rp 350 per kg, turun sekitar 12,5% dari Rp 400 per kg.

Bila diamati, harga garam KP I tidak jauh dari KP II. Padahal sebelum memasuki musim panen, harganya masih berada di kisaran Rp 560 hingga Rp 600 per kg. "Di awal musim panen ini, harga garam KP I hanya dihargai Rp 470 per kg oleh PT Garam," kata Jakfar Selasa (7/8).

Pada musim panen garam saat ini, harga tersebut jelas mengecewakan, karena berada di bawah harga patokan pemerintah. Mestinya harga garam KP II Rp 500 per kg dan KP I Rp 750 per kg.

Jakfar mengatakan, rendahnya harga garam petani ini karena banyak perusahaan produsen garam maupun importir garam belum melakukan pembelian garam petani seperti seharusnya. "Penyerapan garam saat ini masih dilakukan oleh sebagian perusahaan saja," kata Jakfar.

Melihat rendahnya harga pada saat ini, Jakfar yang juga menjabat Presidium Asosiasi Aliansi Petani Garam Republik Indonesia (A2PGRI) pesimis bahwa pada musim puncak panen garam yang jatuh pada September-Oktober nanti harga akan meningkat. Bahkan ia khawatir, harga justru akan terus menurun hingga ke tingkat harga pokok produksi. Artinya, petani akan gigit jari pada musim panen ini.

Yoyok R Effendi, Sekertaris Umum Asosiasi Petani Garam Seluruh Indonesia (Apgasi) mengatakan untuk mengatasi persoalan harga garam yang jatuh, mereka akan membahas masalah ini dengan para pemangku kepentingan, termasuk perusahaan produsen garam dan juga importir garam yang mestinya harus menyerap garam petani.

Sudirman Saad, Dirjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (KP3K) Kementerian Kelautan dan Perikananan membenarkan terjadinya penurunan harga tersebut. Menurut Sudirman, rontoknya harga tersebut diduga di antaranya juga karena ada rembesan garam impor yang mestinya untuk industri masuk ke segmen konsumsi. Ini terjadi misalnya di Sumatera Utara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×