kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Masuki tahap konstruksi, PLTA Batang Toru akan beroperasi tahun 2022


Minggu, 17 Maret 2019 / 17:48 WIB
Masuki tahap konstruksi, PLTA Batang Toru akan beroperasi tahun 2022


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru tengah memasuki tahap konstruksi. Proyek listrik berkapasitas 510 megawatt (4 x 127,5 MW) tersebut ditargetkan bisa beroperasi komersial atau commercial on date (CoD) pada tahun 2022.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, PLTA Batang Toru ini akan digunakan sebagai peaker atau pemasok listrik saat beban puncak terjadi di Sistem Tenaga Listrik Sumatra. Nantinya, lanjut Rida, listrik yang dihasilkan PLTA Batang Toru akan disalurkan melalui jaringan transmisi 275 kV milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Rida juga mengungkapkan PLTA Batang Toru diharapkan dapat menyumbang penghematan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) setara dengan US$ 383 juta atau sekitar Rp 5 triliun per tahun.

"Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk terus menekan biaya pokok penyediaan (BPP) tenaga listrik, guna menjaga tarif listrik kepada masyarakat tetap kompetitif untuk industri dan terjangkau masyarakat," kata Rida dalam keterangan tertulis, Sabtu (16/3).

Lebih lanjut, Rida mengatakan bahwa manfaat lain dari pembangunan PLTA Batang Toru antara lain meningkatkan bauran energi terbarukan, mengurangi emisi karbon, peningkatan pendapatan pemerintah daerah, dan menambah lapangan kerja. Selain itu, penambahan daya listrik dari PLTA Batang Toru serta meningkatnya kehandalan sistem kelistrikan di Kabupaten Tapanuli Selatan diharap dapat meningkatkan rasio elektrifikasi yang saat ini mencapai 82,32%.

Asal tahu saja, pada Sabtu (16/3) Rida pun telah meninjau pembangunan proyek PLTA tersebut yang terletak di Desa Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Dalam kunjungan tersebut, Rida didampingi oleh Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Hendra Iswahyudi, Direktur Bisnis Regional Sumatera PT PLN (Persero) Wiluyo, dan Direktur Utama PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Iwan Agung Firstantara.

Pada kesempatan tersebut, hadir pula Direksi pengembang PLTU Batang Toru, yaitu PT North Sumatera Hydro Energy, konsorsium dari PT Pembangkitan Jawa Bali Investasi (PT PJBI), PT Dharma Hydro Nusantara, dan Fareast Green Energy Pte Ltd. Sebagai informasi, PLTA Batang Toru dibangun di area seluas 650 hektar dengan mempekerjakan sekitar 600 orang tenaga kerja, serta telah melakukan financial close di tahun 2017 ini.

Dalam kesempatan itu, pengembang melaporkan telah membuat rencana kerja untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan melalui monitoring populasi dan habitat orangutan Tapanuli di areal kerja dan sekitarnya. Sosialisasi perlindungan dan penyelamatan juga terus dilakukan kepada masyarakat, dan telah memasang 27 unit camera traps untuk memonitor populasi orangutan Tapanuli, yang nantinya juga direncanakan ada 30 unit camera traps tambahan.

"Pengembang melaporkan bahwa mereka telah melakukan berbagai upaya terkait rekomendasi Kementerian ESDM dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk membangun koridor lintasan satwa liar yaitu orangutan Tapanuli yang selama ini secara alamiah melalui connecting tree," tandas Rida.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×