kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.303.000   7.000   0,30%
  • USD/IDR 16.584   -33,00   -0,20%
  • IDX 8.251   84,91   1,04%
  • KOMPAS100 1.131   14,37   1,29%
  • LQ45 800   15,27   1,95%
  • ISSI 291   1,34   0,46%
  • IDX30 418   7,16   1,74%
  • IDXHIDIV20 473   8,42   1,81%
  • IDX80 125   1,66   1,35%
  • IDXV30 134   1,28   0,97%
  • IDXQ30 131   2,43   1,89%

Medco akan mengembangkan biodiesel


Minggu, 15 Maret 2015 / 16:52 WIB
Medco akan mengembangkan biodiesel
ILUSTRASI. Ini 7 Minuman Penurun Panas Demam untuk Anak hingga Orang Dewasa


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. PT Medco Energy International Tbk akan mendiversifikasikan usahanya selain industri minyak dan gas bumi (migas).  Emiten energi berkode MEDC berencana mengembangkan bahan bakar nabati (BBN) berupa produk biodiesel di Manokwari, Papua Barat.  

Bahkan, perusahaan besutan taipan Arifin Panigoro ini siap menggelontorkan investasi senilai US$ 20 juta untuk pengembangan biofeul berkapasitas kilang mencapai 1.000 barel per hari (bph). 

"Kami memiliki areal kebun kelapa sawit seluas 10.000 hektare di Manokwari," kata Arifin Panigoro didampingi Presiden Direktur Medco Energy International Lukman Mahfoedz usai menggelar diskusi kemandirian energi nasional di Jakarta, Sabtu (14/3).  

Hasil perkebunan tersebut nantinya tidak hanya dikembangkan untuk menghasilkan minyak kepala sawit mentah atawa crude palm oil (CPO). Namun, akan lebih dikembangkan lebih hilir lagi berupa pengembangan kilang biodiesel dengan kapasitas produksi 1.000 bph. 

Menurut dia, BBN tersebut merupakan produk green diesel karena akan dapat langsung dipakai tanpa dicampurkan dengan BBM.  "Investasi kilangnya sekitar US$ 20 juta untuk kapasitas 1.000 bph," kata dia. 

Tapi, Arifin belum merinci target waktu untuk merealiasasikan rencana ekspansi tersebut. Sebab, pihaknya masih menunggu kebijakan resmi dari pemerintah mengenai tata niaga penjualannya. 

Maklum, di wilayah Papua infrastrukturnya masih terbatas sehingga perlu insentif khusus bagi pengusaha. Salah satunya, kepastian harga jual yang tidak bisa mengikuti perkembangan harga minyak dunia.  

"Kami sudah sampaikan langsung ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), apakah bisa kami langsung menjualnya langsung ke konsumen atau harus lewat PT Pertamina," ujar Arifin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×