Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Rencana pembangunan mega proyek pembangkit listrik 25.000 megawatt (MW) yang diusulkan pemerintah baru langsung mengundang minat investor pembangkit listrik. Sebab, mega proyek ini dinilai mampu mencegah krisis listrik yang diprediksi akan terjadi pada tahun 2019 nanti.
Salah satunya datang dari PT Medco Power Indonesia. Perusahaan ini siap membantu percepatan mega proyek tersebut, dengan membangun beberapa pembangkit listrik di Indonesia. Presiden Direktur Medco Power, Fazil Erwin Alfitri bilang, Medco siap mendukung dan ikut berinvestasi. "Semoga bisa membantu masyarakat Indonesia mendapatkan listrik, terutama di daerah-daerah yang kekurangan dan belum teraliri listrik," kata dia ke KONTAN, Rabu (29/10).
Fazil menjelaskan, meski berminat, Medco Power akan lebih selektif dalam membangun pembangkit listrik. "Proyek yang kami utamakan adalah listrik ramah lingkungan," ujar dia. Saat ini, Medco Power tengah mengerjakan proyek pembangkit listrik dengan panas bumi atau geothermal PLTG Sarulla.
Menurutnya, dengan pertumbuhan permintaan listrik di Indonesia meningkat 5.000 MW sampai 6.000 MW per tahun, keputusan untuk membangun mega proyek 25.000MW adalah langkah yang tepat. "Saya kira ini target pemerintah untuk memenuhi kebutuhan listrik di tahun-tahun mendatang," ujarnya.
Namun, ia mengingatkan, dalam membangun pembangkit, perlu diperhatikan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat sekitar. Sebab, jika ingin percepatan mega proyek bisa jalan, hal utama yang meski diperhatikan ialah pembebasan lahan. Tanpa sinergi antara stake holder dan masyarakat setempat, tidak mungkin megaproyek ini bisa berjalan.
Senada dengan Fazil, Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), Tavif Dwi Koryanto bilang, saat ini PGE sudah mengikuti program pembangunan listrik Fast Track Program (FTP) II kapasitas 10.000 MW. Dalam setiap program pemerintah, PGE memastikan akan selalu ikut serta.
Dengan mega proyek pemerintah baru, PGE berniat membangun pembangkit di seluruh lahan konservasi. Kini PGE juga sedang menunggu UU Panas Bumi yang sudah disahkan yang memperbolehkan perusahaan membangun pembangkit di area cagar alam.
"Dengan mega proyek ini, pemakaian energi terbarukan (EBT) diharapkan dapat meningkat, sehingga tidak lagi menggunakan bahan-bahan fosil seperti batubara," imbuhnya, penuh harap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News