Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Mega Perintis semakin optimistis untuk terus bersaing di industri fashion ritel. Kendati ada anggapan pasar fashion ritel mengalami kelesuan, namun Mega Perintis tahun ini justru mengalami pertumbuhan penjualan.
CEO Mega Perintis Afat Adinata mengatakan, dibandingkan dengan bulan September 2018 lalu, penjualan perusahaan mengalami pertumbuhan di atas 15%. “Kita tak sebut persisnya, tapi kami memang bertumbuh dua digit,” katanya pada Kamis (1/11).
Afat mengatakan, pertumbuhan penjualan terbesar berasal dari satu merek fashionnya, Manzone. Di Manzone sendiri, penjualan kemeja dan celana memberikan kontribusi penjualan terbesar yakni 70%. “Sisanya sepatu dan aksesoris lainnya,” jelasnya.
Tak hanya itu, Afat mengklaim pihaknya mampu menjual produknya dengan harga yang lebih bersaing ketimbang kompetitornya yang umumnya merek luar negeri. Salah satu faktornya, karena Mega Perintis memiliki pabrik garmen sendiri yang beroperasi untuk mendukung industri hilirnya. “Tapi kami tidak punya pabrik tekstilnya,” tambahnya.
Kata Afat, saat ini kapasitas produksi pabrik garmennya di atas 1 juta potong pakaian per tahunnya. Produksi itupun disebut Afat belum bisa memenuhi seluruh permintaan gerai milik Mega Perintis. Hingga saat ini, untuk memenuhi stok produk yang dijualnya, perusahaan masih melakukan outsourcing pada produk tertentu.
Saat ini, Mega Perintis memiliki 102 gerai Manzone. Selain itu, perusahaan juga memiliki merek fashion MOC yang dijual di gerai pasaraya (department store) seperti Matahari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News