Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) semakin gencar membidik kontrak-kontrak anyar. Anak usaha dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) ini meriah kontrak baru senilai Rp 4,2 triliun hingga Oktober 2021.
Sekretaris Perusahaan WTON Yuherni Sisdwi Rachmiyati menerangkan bahwa kontrak baru Wika Beton hingga Oktober 2021 didominasi dari swasta dengan 60,77%. Disusul dari WIKA sebesar 19,72%, BUMN sebanyak 17,09%, dan pemerintah sebesar 2,42%.
Adapun top proyek dengan nilai kontrak tertinggi antara lain kereta cepat Jakarta-Bandung senilai Rp 739 miliar, pembangunan sinyal dan telekomunikasi jalur ganda kereta api Mojokerto-Lintas Surabaya Solo sebesar Rp 130,19 miliar, Kawasan Industri Terpadu Batang senilai Rp 118,91 miliar, Bandara Internasional Kediri sebesar Rp 115,67 miliar, dan RKEF Smelter Nikel Line 3&4 sebesar Rp 106,5 miliar.
"Kalau dari sektor infrastruktur masih besar, 71,4%. Dari penjualan, kalau dikelompokkan per pelanggan, WIKA Group masih dominan," ujar Yuherni dalam Media Visit bersama Kontan.co.id yang digelar secara virtual, Rabu (3/11).
Baca Juga: Hingga September 2021, Wijaya Karya Beton (WTON) raih kontrak baru Rp 3,56 triliun
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan, Human Capital, & Manajemen Risiko WTON Imam Sudiyono mengungkapkan bahwa kontrak baru yang dikantongi WIKA Beton mengalami kenaikan yang signifikan. Sebagai pembanding, WTON membukukan kontrak baru senilai Rp 2,9 triliun pada Oktober 2020 lalu.
Artinya, dengan capaian Rp 4,2 triliun per bulan Oktober, raihan kontrak baru WTON melesat 44,82%. Menurut Imam, kenaikan kontrak baru WTON juga seiring peningkatan market share di industri precast yang telah tergambar sejak tahun lalu.
"Di situasi pandemi ini, marketing sales kami malah naik, yang tadinya 26,4%, menjadi 40,6%. Naiknya cukup signifikan, memang di situasi pasar yang turunnya juga lumayan besar. Tapi kami bisa menjaga sebagai market leader di industri precast," terang Imam.
Dengan sejumlah proyek potensial yang masih dibidik di sisa tahun ini, WTON pun optimistis bisa mengejar perolehan kontrak anyar senilai Rp 4,8 triliun di sepanjang 2021.
Meski getol mencari kontrak baru, tapi WTON selektif dalam mengucurkan belanja modal (capex). Pada tahun ini, WTON mengestimasikan capex sekitar Rp 360 miliar.
"Kami akan selektif, karena situasi utilisasi tidak terlalu bagus, jadi (capex) dalam rangka pembenahan saja," imbuh Imam.
Ekspansi ke pasar luar negeri
Tak hanya berkutat mengejar proyek-proyek di dalam negeri, WTON pun tengah berekspansi untuk mengejar kontrak di luar negeri.
Direktur Pemasaran WTON Kuntjara mengatakan, saat ini Wika Beton bersama induk usaha, WIKA, sedang mengikuti tender proyek pembuatan jalan kereta api di Filipina.
Selain itu, Wika Beton juga mengikuti tender proyek sebagai sub kontraktor. Kuntjara bilang, proyek kereta api di Filipina ini diharapkan bisa mendongkrak perolehan kontrak WTON di tahun depan.
"Kami dikenal baik karena punya legacy di proyek MRT Jakarta, ini menjadi acuan main contractor dalam memilih vendor, mereka cukup ketat seleksinya," kata Kuntjara.
Baca Juga: Simak prospek bisnis Wijaya Karya Beton (WTON) di sisa tahun 2021
Tak hanya di Filipina, Wika Beton juga sudah menjajaki potensi proyek di sejumlah negara Afrika dan Timur Tengah. Sebagai langkah konkret pemasaran di luar negeri, pada 14 November 2021 nanti, WTON akan melakukan presentasi mengenai industri precast di Dubai Expo.
"Ini sesuai visi-misi kami untuk go global menawarkan kompetensi WIKA Beton. Kami akan presentasi untuk lebih mendekatkan lagi dengan calon-calon klien di global," pungkas Kuntjara.
Selanjutnya: Ditutup menguat hari ini, begini proyeksi IHSG pada Kamis (4/11)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News