kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menakar Bisnis Pakuwon Jati (PWON) di Segmen Komersial dan Properti


Rabu, 23 Februari 2022 / 06:10 WIB
Menakar Bisnis Pakuwon Jati (PWON) di Segmen Komersial dan Properti


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -   JAKARTA. Tren pemulihan ekonomi yang dibarengi dengan kucuran insentif dari pemerintah telah mendongkrak bisnis properti. Sejumlah emiten besar pun mampu mencetak pertumbuhan dan melampaui target marketing sales pada tahun lalu, termasuk bagi PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).

PWON meraih marketing sales senilai Rp 1,43 triliun pada tahun 2021. Angka itu menggambarkan pertumbuhan sebanyak 43% secara tahunan, dan lebih tinggi 2% dari yang ditargetkan.

Manajemen PWON pun optimistis kenaikan penjualan properti bisa berlanjut di sepanjang tahun 2022.  PWON menargetkan pendapatan pra-penjualan alias marketing sales bisa meningkat 28,57% menjadi Rp 1,8 triliun di tahun ini.

Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei menilai target pertumbuhan PWON itu memungkinkan untuk dicapai, apalagi dengan adanya perpanjangan insentif properti. Peluang untuk meningkatkan penjualan juga terbuka bagi pengembang properti lainnya, terutama bagi yang lebih banyak memiliki produk rumah tapak.

Baca Juga: Ini Saham-Saham IDX Value30 yang Masih Murah

PWON pun mempunyai keunggulan untuk menggarap pasar properti yang terus berkembang di wilayah Surabaya. 

"Mengingat cadangan lahan terbesarnya ada di sana, dibandingkan di Jakarta yang harus bersaing dengan berbagai pemain properti lainnya. Selain itu PWON juga telah ekspansi ke wilayah Bekasi, yang diharapkan bisa mendorong pertumbuhan," kata Jono kepada Kontan.co.id, Selasa (22/2).

Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto menambahkan, segmen pusat perbelanjaan (mal) juga memiliki kontribusi pendapatan yang signifikan, yakni sekitar 36%. Pelonggaran pembatasan mobilitas (PPKM) membuat traffic mal melesat hingga lebih dari 80% dari kapasitas normal sebelum pandemi covid-19.

Baca Juga: Memilih Saham Non Bluechips Menarik

"Tentunya ini akan menjadi katalis positif bagi PWON apalagi jika tingkat okupansi mal juga dapat pulih seperti sebelum covid," kata Pandhu.

Namun, hal ini juga berarti bahwa kinerja pendapatan berulang PWON masih bergantung pada penanganan pandemi covid-19 dan longgar atau ketatnya aturan PPKM. Secara umum, Pandhu memandang bahwa kenaikan target marketing sales menjadi Rp 1,8 triliun pada tahun ini menunjukkan keyakinan manajemen PWON terhadap pertumbuhan di sektor properti.

Padahal, ada potensi kenaikan suku bunga tahun ini yang dapat mempengaruhi nilai kredit yang bisa disalurkan perbankan. Beberapa negara pun sudah memulai tren kenaikan suku bunga untuk memerangi tingginya inflasi. Selain itu, besaran insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) pada tahun ini juga tidak sebesar tahun lalu. 

Menurut perkiraan Pandhu, potensi kenaikan pada sektor properti memang masih terbuka. Namun, tidak akan sekencang tahun sebelumnya.

"Sehingga melihat sektor ini cenderung netral karena potensi pertumbuhan yang terbatas. Perlu cermati bagaimana daya beli masyarakat apakah dapat pulih, dan dapat bertahan jika insentif dikurangi atau jika dicabut tahun ini. Apalagi kenaikan suku bunga sudah hampir pasti akan terjadi," ujar Pandhu.

Baca Juga: Menilik Laju Bisnis Pusat Perbelanjaan di Tengah Melonjaknya Kasus Varian Omicron

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Olivia Laura Anggita dalam risetnya juga mengeluarkan outlook neutral untuk sektor properti di tahun ini. Riset tertanggal 28 Januari 2022 itu menjelaskan bahwa rata-rata discount Net Asset Value (NAV) terhadap saham-saham properti masih berada di atas 50%, sehingga valuasinya relatif lebih murah dan menarik.

Lalu, didukung juga dengan perolehan marketing sales yang melampaui target dan perbaikan kinerja mayoritas emiten properti. Meski begitu, potensi kenaikan suku bunga BI dan KPR dapat mempengaruhi penjualan dan daya beli masyarakat. "Maka dari itu, kami memberikan rating Neutral terhadap sektor properti," sebut Olivia.

Samuel Sekuritas pun masih merekomendasikan buy untuk saham PWON dengan target harga di Rp 630. Adapun, pada perdagangan Selasa (22/2) ini saham PWON ditutup melemah 8 poin atau turun 1,75% ke level Rp 450. Secara year to date, saham PWON merosot 3,02%.

Baca Juga: Menengok Laju Bisnis Pusat Perbelanjaan di Tengah Melonjaknya Kasus Varian Omicron

Pandhu melihat bahwa secara teknikal, rata-rata sektor property sedang berusaha bangkit dari tren turun menengah.

"Memang sempat menguat pekan lalu terbawa kenaikan indeks yang tembus all time high. Namun pasar tampaknya masih cenderung wait and see, mungkin belum berani ambil risiko karena dianggap sektor yang paling sensitive terhadap perubahan suku bunga," terangnya.

Pandhu memperkirakan saham PWON akan bergerak sideways pada range support sekitar Rp 400 - Rp 420, sedangkan resistance pada Rp 470 - Rp 500. Menurutnya, kemungkinan saham PWON lebih cocok untuk trading jangka pendek terlebih dulu, sambil menunggu momen yang tepat.

Sementara itu, Equity Analyst Kanaka Hita Solvera, William Wibowo melihat saham PWON berpotensi sedang berada pada fase koreksi wajarnya. Dia menyarankan pelaku pasar dapat melakukan buy on weakness sambil memperhatikan support di level Rp 420, dengan target harga di Rp 486 dan Rp 500.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×