kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.910.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.280   -15,00   -0,09%
  • IDX 7.222   -8,29   -0,11%
  • KOMPAS100 1.056   -0,04   0,00%
  • LQ45 810   -2,33   -0,29%
  • ISSI 233   0,72   0,31%
  • IDX30 421   -1,68   -0,40%
  • IDXHIDIV20 493   -2,94   -0,59%
  • IDX80 118   0,25   0,21%
  • IDXV30 121   1,25   1,05%
  • IDXQ30 135   -1,34   -0,98%

Menakar Potensi Ekonomi Hewan Kurban 2025 di Tengah Penurunan Daya Beli


Selasa, 10 Juni 2025 / 21:15 WIB
Menakar Potensi Ekonomi Hewan Kurban 2025 di Tengah Penurunan Daya Beli
Hewan kurban. Wilmar menyalurkan 341 hewan kurban pada perayaan Idul Adha tahun 2025.


Reporter: Dendi Siswanto, Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Institute for Demographic and Affluence Studies (IDEAS) memproyeksikan potensi ekonomi kurban Indonesia pada 2025 mengalami penurunan signifikan menjadi Rp 27,1 triliun. 

Penurunan ini berasal dari menyusutnya jumlah pekurban menjadi 1,92 juta orang, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 2,16 juta orang dengan nilai ekonomi kurban sebesar Rp28,3 triliun.

Menurut laporan IDEAS, penurunan sebanyak 233 ribu pekurban atau lebih dari Rp1 triliun ini disebabkan oleh tekanan ekonomi yang menurunkan daya beli masyarakat. 

Baca Juga: Ini Upaya Avia Avian Pertahankan Pertumbuhan Kinerja di Tengah Pelemahan Daya Beli

Faktor utamanya antara lain pemutusan hubungan kerja (PHK) massal, melambatnya pertumbuhan ekonomi nasional, serta menurunnya tabungan masyarakat lintas kelas pendapatan.

“Dari 1,92 juta rumah tangga muslim berdaya beli tinggi, kebutuhan hewan kurban diperkirakan mencapai 1,1 juta ekor domba-kambing (doka) dan 503 ribu ekor sapi,” tulis IDEAS dalam laporan yang dikutip Selasa (10/6). 

Dengan asumsi berat doka 20–80 kg dan sapi 250–750 kg per ekor, total daging yang dihasilkan diperkirakan mencapai 101,1 ribu ton.

Pulau Jawa tetap menjadi wilayah dengan potensi kurban tertinggi, khususnya kawasan aglomerasi menengah-atas seperti Jabodetabek, Bandung Raya, Surabaya Raya, dan Yogyakarta Raya. 

Namun demikian, IDEAS mencatat penurunan jumlah hewan kurban dibandingkan tahun lalu, yakni 84.000 ekor sapi dan 108.000 ekor domba. Hal ini mencerminkan menyusutnya jumlah rumah tangga kelas menengah-atas, yang biasanya menjadi kelompok utama pekurban.

Baca Juga: Daya Beli Lemah, Jumlah Pekurban Berpotensi Turun

Meski demikian, sejumlah korporasi tetap menunjukkan komitmen sosial melalui penyaluran hewan kurban, jadi penyokong penyebaran hewan kurban. 

Wilmar, salah satu perusahaan agribisnis terkemuka, menyalurkan 341 hewan kurban berupa 84 sapi dan 257 kambing ke berbagai wilayah operasionalnya di Indonesia. 

Head of Human Capital Wilmar, Erlina Panitri, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan dan upaya mempererat hubungan dengan masyarakat sekitar.

“Idul Adha adalah momentum penting untuk merefleksikan makna pengorbanan, empati, dan keikhlasan. Kami ingin berbagi kebahagiaan sekaligus berterima kasih atas kontribusi masyarakat terhadap keberlangsungan usaha kami,” ujarnya.

Hewan kurban disalurkan melalui kerja sama dengan pemerintah desa, masjid, LSM, panti asuhan, dan tokoh masyarakat, dengan tetap memperhatikan standar kesehatan hewan dan syariat Islam.

Sementara itu, Holding BUMN Industri Pertambangan, MIND ID, juga menyalurkan 732 hewan kurban sebagai bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). 

Baca Juga: FKS Pertahankan Kinerja di Tengah Pelemahan Daya Beli, Andalkan Strategi Kemasan Mini

Penyaluran ini dilakukan oleh MIND ID bersama anggota grup seperti PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Indonesia Asahan Aluminium, PT Timah Tbk, serta perusahaan afiliasi PT Freeport Indonesia dan PT Vale Indonesia Tbk.

Corporate Secretary MIND ID, Pria Utama, menyampaikan bahwa program ini bertujuan memperluas akses masyarakat terhadap asupan protein hewani, khususnya di wilayah yang menghadapi tantangan gizi. 

Ia menegaskan bahwa momentum Iduladha menjadi sarana memperkuat solidaritas sosial dan kontribusi nyata perusahaan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah operasional.

“Sumber daya alam adalah milik seluruh rakyat. Kami berkomitmen mengelola kekayaan ini agar manfaatnya bisa dirasakan sebesar-besarnya oleh masyarakat,” pungkasnya.

Selanjutnya: Net Interest Margin (NIM) Bank Digital Kian Melambung

Menarik Dibaca: Cegah Depresi, Ini 4 Manfaat Bersih-Bersih Rumah untuk Kesehatan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×