Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) makin agresif menambah aset di sektor hulu migas kendati industri ini belum sepenuhnya pulih dari dampak pandemi covid-19.
Dalam dua bulan terakhir tercatat ENRG getol mengakuisisi dua blok migas serta dipastikan menjadi pemenang lelang blok migas tahap I 2021 yang digelar Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji mengungkapkan dari 4 blok migas yang ditawarkan, hanya ada 2 blok migas yang memiliki pemenang. Kedua blok tersebut yakni WK South CPP dengan pemenang lelang PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) dan WK Liman dengan pemenang lelang Husky Energy International Corporation.
"Selamat untuk para pemenang lelang. Saya harap ini memberi sinyal positif bagi investasi hulu migas Indonesia yang menjanjikan dalam menghadapi tantangan global saat ini," ujar Tutuka, Jumat (3/9).
Adapun, komitmen pasti dan bonus tanda tangan WK South CPP sebagai berikut, meliputi komitmen pasti 3 tahun pertama berupa Studi G & G, Seismik 2D 500 km, Seismik 3D 50 km2 dan 1 Sumur Eksplorasi senilai US$ 13,60 juta dan bonus tanda tangan US$ 500.000.
Baca Juga: Imbas pandemi, Energi Mega Persada (ENRG) pangkas capex tahun ini
Merujuk data kementerian ESDM, WK South CPP terletak di Riau Onshore dengan estimasi potensi sumber daya minyak 49,10 juta barel dan gas 87,09 milar kaki kubik (billion cubic feet/bcf). Sebelumnya, pada Agustus 2021 tercatat ENRG juga telah menambah kepemilikan saham pada dua Blok Migas yakni Blok Sengkang dan Blok Kangean.
Pada awal Agustus, ENRG telah menyelesaikan akuisisi atas tambahan 25% saham di Energi Mega Pratama Inc. yang mengoperasikan blok gas Kangean di Jawa Timur. Setelah akuisisi ini, saham ENRG di Energi Mega Pratama Inc. bertambah dari sebelumnya 50% menjadi 75%.
ENRG mengambil alih 49% hak partisipasi yang dimiliki PT Energi Maju Abadi (EMA) di Blok Sengkang. Hal ini terjadi pasca kepastian penandatanganan perjanjian jual beli bersyarat antara ENRG melalui anak usahanya dengan EMA untuk kepemilikan 100% saham EMA.
Adapun, sisa 51% hak partisipasi Blok Sengkang dimiliki Energy Equity Epic (Sengkang) Pty Ltd. Nantinya, porsi hak partisipasi akan disesuaikan menjadi 50:50 sesuai kesepakatan sebelumnya antara EMA dan EEES.
Asal tahu saja, Blok Sengkang telah mendapatkan perpanjangan kontrak bagi hasil selama 20 tahun pada 2018 lalu. Kontrak ini bakal berlaku terhitung mulai 24 Oktober 2022 sampai 2042 mendatang.
Blok Sengkang memiliki sekitar 420 miliar kaki kubik gas (BCF) dalam bentuk cadangan terbukti dan terukur. Selain itu, Blok Sengkang memproduksi kurang lebih 40 juta kaki kubik gas per hari (MMSCFD). Tercatat, gas hasil produksi Blok Sengkang digunakan untuk menyuplai kebutuhan beberapa pembangkit listrik di Sulawesi Selatan.
Sebelumnya, dalam gelaran public expose yang digelar pada 30 Agustus 2021, manajemen ENRG menargetkan kinerja produksi migas tahun ini dapat meningkat. Hingga semester I 2021, tercatat produksi minyak ENRG mencapai 453 barel per hari (bph) sementara gas sebesar 167 juta kaki kubik per hari (MMCFD).
"Perseroan berhasil meningkatkan produksi selama semester 1 tahun 2021 ini, sehingga diharapkan bahwa di semester 1 dan selanjutnya sampai full year 2021 Perseroan dapat membukukan peningkatan kinerja keuangannya," kata Direktur ENRG Edoardus Ardianto.
Edoardus melanjutkan, upaya mendorong eksplorasi pada sejumlah aset yang dimiliki akan dilakukan pada tahun ini. ENRG menargetkan dapat melakukan pengembangan pada sejumlah aset yang dimiliki seperti Blok Malacca Strait, Blok Bentu juga Blok Kangean.
Selain itu, ENRG kini tengah mengkaji potensi kegiatan eksplorasi pada aset lainnya seperti Blok Gebang, Tonga dan Buzi. ENRG menargetkan dengan sejumlah upaya eksplorasi tersebut nantinya produksi migas perusahaan dapat makin meningkat.
Disisi lain, ENRG memastikan komitmennya dalam mendorong program 1 juta BOPD dan 12 BSCFD yang dicanangkan pemerintah untuk 2030 mendatang. "ENRG turut serta dalam membantu program Pemerintah yakni program 1 juta barel baik melalui aset existing ataupun aset-aset yang belum produksi dan juga yang mungkin perusahaan akan akuisisi," terang Edoardus.
Disisi lain, ENRG memastikan bakal melakukan penyesuaian alokasi belanja modal capital expenditure (capex) menjadi sebesar US$ 75 juta pada tahun ini.
Edoardus mengungkapkan dari besaran alokasi capex tersebut, sekitar 50% telah terealisasikan sepanjang semester I 2021. Adapun, jumlah alokasi capex ini mengalami penyesuaian dari alokasi awal sebesar US$ 100 juta. "Target budget capex 2021 memang terjadi penyesuaian mengingat kondisi pandemi yang masih melanda Indonesia dan dunia, beberapa pekerjaan terpaksa harus ditunda," pungkas Edoardus.
Selanjutnya: Energi Mega Persada (ENRG) kini pegang 49% hak partisipasi Blok Sengkang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News