kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mencermati Prospek Kinerja Wijaya Karya (WIKA) di Tengah Sejumlah Tantangan


Rabu, 30 November 2022 / 05:00 WIB
Mencermati Prospek Kinerja Wijaya Karya (WIKA) di Tengah Sejumlah Tantangan


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menghadapi sejumlah tantangan di tahun ini. Pencapaian emiten konstruksi pelat merah tersebut kurang menggairahkan hingga kuartal III-2022.

Pendapatan WIKA sebesar Rp 12,79 triliun hingga September 2022. Realisasi itu tumbuh 9,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 11,64 triliun.

Kendati pendapatan naik, WIKA malah mencetak rugi bersih sebesar Rp 27,96 miliar per kuartal III-2022. Padahal, di September 2021 WIKA masih membukukan laba bersih Rp 104,93 miliar.

Analis Pilarmas Investindo Desy Israhyanti mengatakan bahwa WIKA masih berupaya menekan beban operasional untuk setiap pos beban operasi terlihat dari penurunan beban sebesar 23%. Hanya saja, dari sisi Cost of Good Solds (COGS) memang masih terpantau naik sebesar 10%.

Baca Juga: IHSG Diprediksi Menguat, Cermati Saham Rekomendasi Analis untuk Senin (28/11)

WIKA juga mengalami kerugian dari anak usahanya yaitu penurunan laba dari joint venture (JV) dan kenaikan pajak di tengah kenaikan pendapatan yang cenderung terbatas. "Hal ini membawa penurunan laba yang cukup signifikan," ujar Desy kepada Kontan.co.id, Selasa (29/11).

Sentimen positif bagi WIKA yaitu dari proyek Ibu Kota Negara (IKN) yang telah dimenangkan. Seiring hal tersebut, proyek-proyek infrastruktur sudah dimulai di tengah pemulihan ekonomi dalam negeri.

Hanya saja, lanjut Desy, bisnis WIKA masih dalam ancaman inflasi tinggi. Kenaikan harga bahan baku, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 11%, dan kenaikan suku bunga ikut membebani cost of fund emiten konstruksi seperti WIKA. Sebagaimana bisnis dasarnya masuk dalam capital intensive atau padat modal.

"Tak hanya itu, tantangan WIKA dari sisi likuiditas yang masih tertekan meskipun tekanannya melandai, imbuh Desy.

Meskipun WIKA memimpin dalam raihan kontrak baru dalam bidang konstruksi per Oktober, namun realisasinya masih 61% dari target raihan yang dipatok.

Baca Juga: Kontrak Baru Emiten BUMN Karya Melonjak

Karena itu, Desy memperkirakan raihan kontrak baru WIKA pada 2022 hanya tembus sebesar Rp 34 triliun atau 81% dari target. Tahun ini, Wijaya Karya membidik kontrak baru sekitar Rp 42 triliun.

Pertimbangan itu pula yang mendorong Pilarmas Investindo untuk merevisi turun pendapatan dan laba WIKA masing-masing menjadi Rp 17 triliun dan Rp 7,4 miliar hingga akhir tahun ini.

 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×