kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.926.000   -27.000   -1,38%
  • USD/IDR 16.539   0,00   0,00%
  • IDX 6.853   24,96   0,37%
  • KOMPAS100 991   3,08   0,31%
  • LQ45 766   2,61   0,34%
  • ISSI 219   0,87   0,40%
  • IDX30 397   1,53   0,39%
  • IDXHIDIV20 467   0,55   0,12%
  • IDX80 112   0,43   0,39%
  • IDXV30 115   0,66   0,57%
  • IDXQ30 129   0,29   0,22%

Mendeteksi Terjadinya Bencana Bisa Menggunakan Data


Jumat, 08 Desember 2023 / 11:56 WIB
Mendeteksi Terjadinya Bencana Bisa Menggunakan Data
ILUSTRASI. Suasana jalan yang terendam limpasan air laut ke daratan atau rob di Pelabuhan Muara Baru Jakarta, Rabu (28/12/2022). . ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/foc.


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Di era digital, data adalah hal vital. Nah, Satu Data Indonesia merupakan sistem integratif dalam hal penanganan data. Dengan adanya Satu Data Indonesia, pemerintah bisa membuat kebijakan yang tepat.

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Nezar Patria menjelaskan,  data bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya bencana serta menyelamatkan nyawa masyarakat. Contohnya di India. 

Pemerintah India membuat aplikasi untuk mendeteksi banjir dan menggunakan kecerdasan buatan, lalu diolah semua datanya dan bisa buat prediksi satu minggu sebelum banjir datang sehingga penduduk di daerah itu bisa diungsikan terlebih dahulu. "Prediksi ini bisa membuat banyak nyawa masyarakat diselamatkan,” kata Nezar dalam sebuah talkshow, Kamis (7/12).

Jakarta dan beberapa daerah lain rentan  banjir di masa musim hujan. Menurut Nezar, dengan big data, bisa didapat data geospasial, demografi dan juga solusi integratif yang harus dilakukan hingga ke bantuan yang harus diberikan.

Baca Juga: Dugaan Kebocoran Data DPT, Kominfo: Pelaku Jual dengan Harga Rp 1,1 Miliar

Nezar menambahkan, pengelolaan data di Indonesia melibatkan banyak kementerian dan lembaga. Ibarat sebuah korporasi, Chief Data Officer adalah Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang bertugas mengumpulkan data. Sedangkan Kementerian Keuangan menjadi Chief Financial Officer dan Kementerian Kominfo jadi Chief Technology Officer.

“Karena Dukcapil ada data-data penting dari daerah dan juga dikonsolidasi maka Kemendagri itu jadi Chief Regional Government Officer, lalu terkait keamanan kita libatkan BSSN sebagai Chief Security Offficer serta BRIN jadi Chief Research Officer,”  terang  Nezar.

Nezar menegaskan, Satu Data Indonesia akan memiliki kualitas data yang lebih baik sehingga bisa menjadi rujukan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×