kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   5.000   0,26%
  • USD/IDR 16.264   28,00   0,17%
  • IDX 7.090   42,07   0,60%
  • KOMPAS100 1.022   -6,49   -0,63%
  • LQ45 775   -11,49   -1,46%
  • ISSI 234   2,92   1,26%
  • IDX30 400   -6,45   -1,59%
  • IDXHIDIV20 461   -9,24   -1,97%
  • IDX80 114   -1,08   -0,93%
  • IDXV30 116   -0,83   -0,71%
  • IDXQ30 128   -2,85   -2,17%

Ratusan Hektar Mal di Jabodetabek Kosong Melompong, Apa yang Terjadi?


Senin, 14 Juli 2025 / 05:00 WIB
 Ratusan Hektar Mal di Jabodetabek Kosong Melompong, Apa yang Terjadi?
ILUSTRASI. Fenomena mal kosong di Jakarta dan daerah penyangganya bukan lagi sekadar isu, melainkan realitas yang kian nyata. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Fenomena mal kosong di Jakarta dan daerah penyangganya bukan lagi sekadar isu, melainkan realitas yang kian nyata. 

Data terbaru hingga Kuartal II-2025 menunjukkan adanya luasan fantastis ruang ritel yang tidak terisi, memunculkan pertanyaan besar tentang masa depan pusat perbelanjaan konvensional di tengah perubahan drastis pola perilaku konsumen. 

Menurut Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto, meskipun belum ada mal baru yang akan beroperasi hingga akhir 2025, angka kekosongan ini patut menjadi perhatian serius bagi para pelaku industri dan pengembang properti. 

Data tingkat hunian mal per Kuartal II-2025 membeberkan kondisi yang cukup mengkhawatirkan. Di Jakarta, tingkat hunian mal hanya 73,4%. Artinya, dari total pasok ruang pusat perbelanjaan seluas 4,95 juta meter persegi, ada sekitar 131,67 hektar ruang mal yang kosong. Bayangkan, luasan ini setara dengan ratusan lapangan sepak bola. 

Kondisi mal di Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek) sedikit lebih parah dengan tingkat hunian 68,3%. Dari total pasok ritel 3,27 juta meter persegi, luas mal kosong di Bodetabek mencapai 103,6 hektar. 

Secara keseluruhan, pasok ritel di Jakarta dan Bodetabek hanya tumbuh sekitar 2% dibandingkan tahun 2024, tanpa adanya tambahan mal baru hingga penghujung 2025. Ini mengindikasikan stagnasi dalam pembangunan mal-mal berskala besar. 

Baca Juga: Revitalisasi Segitiga Senen, Mal Millennium Kini Bernama Mal Atrium Senen

Pergeseran Pola Belanja 

Ferry menjelaskan bahwa fenomena mal kosong ini tak lepas dari pergeseran fundamental pola belanja konsumen. 

"Masyarakat kini cenderung mengunjungi mal bukan hanya untuk berbelanja kebutuhan pokok, tetapi lebih untuk memenuhi hobi dan gaya hidup," cetus Ferry pada Rabu (9/7/2025). 

Ironisnya, di tengah banyaknya ruang kosong, sektor Food & Beverage (F&B) justru menunjukkan antusiasme tinggi untuk membuka cabang baru. 

Beberapa peritel F&B bahkan menjadi pendorong utama peningkatan tingkat hunian di mal-mal tertentu. Ini menunjukkan bahwa pengalaman bersantap dan berkumpul menjadi daya tarik utama. 

Baca Juga: Banyak Ritel Modern dan Mal Tutup pada Awal 2025, Ini Tanggapan Bos Pakuwon Jati




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×