kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menenggak laba dari kopi literan yang tengah hits


Senin, 08 Juni 2020 / 07:44 WIB
Menenggak laba dari kopi literan yang tengah hits
ILUSTRASI. Produk kemasan kopi literan dari?SuasanaKopi


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di banyak kota, membawa dampak pada banyak bisnis. Salah satunya kedai kopi kekinian.

Selama ini dengan andalan menu es kopi susu, kedai kopi ini memang punya ujung tombak pemasaran ojek online.

Namun, banyak dari mereka juga menyediakan tempat nongkrong jika pembelinya mau menghabiskan minuman di situ.

Ketika kedai separuh tutup, apakah pembeli juga mesti menahan diri tidak belie s kopi? Ternyata tidak. Peminat es kopi tetap setia berbelanja kegemaran mereka. Salah satunya Erwin. Sebelum pandemi, hampir saban hari kerja, dirinya mampir ke kedai kopi.

Baca Juga: Mengumpulkan Laba dari Kopi Literan

Dia pun betah berjam-jam duduk sambil minum es kopi susu gula aren. “Rasa kopinya tidak terlalu kuat. Manisnya juga pas,” ujar Erwin.

Kini, ia tetap menyeruput es kopi susu gula aren kesukaannya meski mengandalkan ojek online. Biar enggak berkali-kali beli, dia sekalian pesan es kopi literan deh. Dan bukan hanya Erwin, kini banyak orang membelinya.

“Dengan sulitnya berkumpul di kedai kopi sekarang, dan untuk memenuhi kebutuhan kafein, mereka butuh stok kopi susu di rumah,” ucap Hendrawan Wibisono, pemilik Kopi Susu Indonesia di Purwokerto, Jawa Tengah.

Menurut Hendrawan, inovasi kopi susu literan ini dapat menghemat pengeluaran konsumen. Kalau selama ini, konsumen bolak-balik ke kedai untuk membeli satu gelas kopi susu, saat ini mereka tetap di rumah dan bisa menikmatinya satu liter es kopi susu.

“Es kopi susu yang ditaruh di dalam kulkas juga awet selama lima hari. Jadi menghemat jajan konsumen,” tutur Hendrawan lagi.

Tak hanya generasi milenial, kata Hendrawan hingga kini, pesanan yang masuk didominasi orang kantoran. Hendrawan yang menjual kopi literan beberapa bulan lalu menyiapkan tiga jenis produk di kedai kopinya, Kopi Susu Indonesia.

Ada kopi susu satu liter, kopi susu setengah liter, dan kopi susu seperempat liter. Harganya mulai dari Rp 23.000 sampai Rp 75.000. “Kebanyakan pembeli memesan kopi susu setengah dan satu liter,” pungkasnya.

Selain Hendrawan yang menangkap peluang manis tersebut, ternyata Willawati, pemilik kedai kopi Bukanagara Coffee di Jakarta juga tak menjual kopi dalam kemasan gelas lagi. “Sejak April, kami hanya menjual kopi dalam botol 500 dan 1000 mililiter,” sebut Willawati.

Meski kedai sepi pengunjung, dan hanya menjual kopi dalam botol, Willawati mengaku tak merugi. Buktinya, dalam sehari dirinya bisa menjual 10 sampai 50 liter.

Harga yang dibanderol untuk cold brew buatannya yaitu Rp 150.000 sampai Rp 230.000. Sehingga dia memperkirakan omzet per bulan mencapai Rp 50 juta sampai Rp 100 juta.

Dengan capaian tersebut, Willawati mengaku mendapat marjin sebesar 50% setiap bulannya. Dan kalau ditanya balik modalnya, Willawati bilang kurun waktunya cepat, hanya tujuh bulan.

Baca Juga: Irish Coffee Jogja, bisnis rumahan yang cuil peluang di tengah pandemi Covid-19

Raihan marjin manis rupanya dirasakan juga oleh Aditya Kristianto, pemilik Kopi Samarata. Semenjak menjual kopi literan awal Maret lalu, permintaan yang datang cukup banyak. Setidaknya dalam sehari, Aditya bisa menjual 8-15 botol kopi literan seharga Rp 75.000 sampai Rp 85.000.

Menunya pun beragam, mulai dari es kopi sama aren dan es kopi sama rum. Dalam sebulan Aditya bisa meraih omzet Rp 12 juta sampai Rp 20 juta. “Marjinnya sekitar 50%. Berkat penjualannya menggunakan sosial media instagram dan e-commerce,” tandas Adit kepada Kontan.co.id, Jumat (5/6).

Secara umum, kata Aditya, usaha ini sangat mudah dilakukan dari rumah. Sehingga tak heran, kemasan literan laris manis untuk diperjualbelikan para pelaku usaha kedai kopi. Termasuk juga Panji Maulana Aditya, pemilik kedai kopi Suasana Kopi, Jakarta.

Semenjak menjual kopi literan pada Maret lalu, Panji mengatakan mampu menjual 150 sampai 200 botol per hari. Untuk satu botol ukuran 500 militer dibanderol dengan harga Rp 65.000. Dia membocorkan marjin yang diterima sekitar 35%.

“Hampir 90% penjualan didominasi kopi dalam botol. Ya, karena mudah dibawa dan bisa disimpan dalam kulkas,” beber Panji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×