kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengoptimalkan lahan rawa untuk meningkatkan produksi pertanian


Jumat, 12 Oktober 2018 / 20:42 WIB
Mengoptimalkan lahan rawa untuk meningkatkan produksi pertanian
Lahan rawa dibuat menjadi lahan sawah di Kalsel


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - BANJARBARU.Penyusutan lahan pertanian dari tahun ke tahun membuat pemerintah melirik daerah rawa-rawa ini sebagai lahan alternatif untuk meningkatkan produksi psertanian, khususnya padi. Berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kemtan) terdapat sekitar 33,4 juta hektar lahan rawa di Indonesia.

Dari jumlah tersebut sebanyak 20,14 juta hektar merupakan lahan rawa pasang surut (LRPS) dan 13,26 juta hektar merupakan lahan rawa lebak (LRL) serta 9,53 juta hektar merupakan lahan rawa yang berpotensi diolah menjadi lahan pertanian produktif.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kemtan Pending Daih Permana mengatakan, di Kalsel sendiri terdapat 137.000 hektar LRL dan 186.000 hektar LRPS dari jumlah tersebut terdapat seluas 8.000 hektar yang berpotensi diolah menjadi lahan pertanian produktif.

Namun pada tahun ini, pemerintah menargetkan dapat mengolah seluas 4.000 hektar lahan rawa untuk dijadikan lahan pertanian padi dan sebanyak 750 hektar telah dijadikan lahan padi dan selingan tanaman hortikultura.

"Pengembangan lahan rawa ini disiapkan untuk jangka panjang. Karena lahan rawa ini merupakan lahan tidur yang akan dibangunkan,"ujarnya di Banjar Baru, Kalimantan Selatan (Kalsel), Jumat (12/10).

Untuk mengolah lahan rawa ini menjadi produktif, Kemtan menggunakan inovasi teknologi, seperti teknologi pengolahan air dan tanah. Memberikan varitas tanaman padi yang adaptif dan produktif serta melengkapinya dengan alat dan mesin pertanian kepada petani. Bahkan melalui Badan Litbang Pertanian, Kemtan telah menyusun model pengembangan lahan LRPS yang implementasinya dilaksanakan bersama pemerintah daerah.

Selama ini, keterbatasan infrastruktur perntaian, lemahnya penguasan teknolgi oleh petani, keterbatasan moal petani, dan belum optimalnya komitmen dari pemda menjadi tantangan tersendiri.

Kemtan menjadikan pengembangan lahan rawa ini sebagai bagian Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) 2018 ke-38 yang diselenggarakan di Kalsel pada 18-21 Oktober 2018 mendatang.

Suparno Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kalsel menambahkan, penyelenggaraan HPS tahun ini menjadi ajang percontohan pengembangan lahan rawa. Menurut dia, kunci pengolahan rawa menjadi areal pertanian ada pada penyusunan sistem irigasi, yakni dengan memompa air dari rawa ke lahan tanaman. Lalu membangun tanggul pengendalian kualitas tanah, juga pendampingan kepada petani.

Setelah masalah lahan beres, pemerintah juga berjanji akan membangun penggilingan beras dan fasilitas pengeringan gabah di wilayah tersebut. Dengan berbagai cara ini, pemerintah berharap kesejahteraan petani bisa meningkat di masa depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×