kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   18.000   1,19%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Menilik Kilang Kasim, Pemasok BBM Wilayah Papua-Maluku


Selasa, 17 September 2024 / 16:11 WIB
Menilik Kilang Kasim, Pemasok BBM Wilayah Papua-Maluku
Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit (RU) VII Kasim, pemasok BBM Wilayah Papua-Maluku di Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit (RU) VII Kasim (Kilang Kasim alias fasilitas pemrosesan minyak), Papua Barat Daya, berperan strategis dalam menjaga pasokan bahan bakar minyak (BBM) bagi masyarakat, terutama di wilayah Papua Maluku.

Kilang RUU VII Kasim ini berada di Distrik Seget, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya dioperasikan oleh PT Kilang Pertamina sebagai Subholding Refining & Petrochemical PT Pertamina (Persero). 

Kilang RU VII Kasim diharapkan mempertahankan dan bahkan meningkatkan produksi pengolahan BBM-nya, agar dapat terus memenuhi kebutuhan BBM di wilayah Papua dan Maluku.

Dibangun pada 1995 dan mulai beroperasi pada 1997, Kilang Pertamina Kasim menjadi satu-satunya kilang yang berada di wilayah timur Indonesia dengan produksi utama adalah minyak solar dan Pertalite.

Engineering Development RU VII Kasim, Muhammad Falah Saputra mengatakan kilang ini memiliki total kapasitas input minyak hingga 10 ribu barel per hari (bph) minyak mentah untuk diproses menjadi produk BBM dengan jenis Pertalite (RON 90) dan biosolar atau solar subsidi dengan campuran Bahan Bakar Nabati dari minyak sawit 35% (B35).

Baca Juga: Pertamina Kaji Pengembangan Minyak Jelantah untuk Bahan Bakar Pesawat

"Kapasitas Crude Distillation Unitnya atau CDU-nya itu di 10 MBSD atau 10 ribu barrel stream per day, itu untuk intake crude-nya. 10 ribu barel (per hari),” kata Falah di Sorong, Senin (16/9).

Falah menerangkan, kilang ini bisa menghasilkan sekitar 2 ribu bph produk Pertalite dan 2 ribu bph produk Biosolar. Meskipun memiliki kapasitas input hingga 10 ribu bph minyak mentah, operasi Kilang Kasim saat ini hanya sebesar 6 ribu bph.

"Ini karena kurangnya pasokan minyak mentah untuk diolah di kilang tersebut," tutur Falah.

Sebab, sumber minyak di kilang ini diperoleh dari sumur-sumur Petrogas yang mulai berkurang minyaknya sehingga pasokan ke kilang pun berkurang. Saat ini, pihaknya tengah berencana membuat peta jalan untuk bisa meningkatkan kapasitas hingga mencapai total kapasitas yang dimiliki sebesar 10 ribu bph.

Adapun, rencananya Kilang Kasim RU VII ini akan dilakukan dengan skema open access atau dengan menerima minyak mentah dari berbagai sumber. Pasalnya, Kilang Kasim masih mengandalkan sumber tunggal pemasok minyak mentah yaitu dari Petrogas saja.

"Jadi untuk minyaknya saat ini masih dari Petrogas karena kita single supplier, by piping. Mungkin beda dengan RU lain atau kilang lain yang punya Jetty untuk kapal jadi bisa masuk kapal dari mana pun, bahkan bisa dari luar negeri kan ya, bisa impor. Nah di kita itu single supplier dari Petrogas saja," jelas Falah.

Falah menerangkan, skema open access belum bisa diberlakukan saat ini karena masih ada beberapa peningkatan fasilitas yang harus dibangun oleh Kilang Kasim berupa tangki, pipa, hingga pelabuhan khusus minyak bumi (jetty).

Baca Juga: Pertamina Beli Minyak Rusia, Ini Kemungkinan Dampaknya ke Hubungan dengan AS

“As long as yang mungkin saya dapat informasi tahun depan mungkin sudah mulai ada beberapa hal yang sudah connect lah dari tangki dan juga pipingnya,” terang Falah.

Falah mengungkapkan Kilang Kasim memberikan kontribusi hingga 8% dalam memasok total kebutuhan BBM di Papua-Maluku, baik itu untuk Pertalite maupun B35-nya untuk kebutuhan di sekitar Pamalu.

Mengutip data Pertamina per Agustus 2024, disampaikan Falah kebutuhan total BBM jenis Pertalite dan Biosolar di Papua-Maluku masing-masing mencapai 88.700 bph dan 239.000 bph.

Selanjutnya: Harga Kedelai Lokal Turun Jadi Rp 9.500/kg, Bapanas Lakukan Ini

Menarik Dibaca: Promo Beli Tiket Konser Secret Number, Diskon 50% pakai BCA!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×