Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina International Shipping (PIS), selaku sub-holding Pertamina yang menangani logistik kelautan terpadu, menyiapkan sejumlah strategi untuk menghadapi ketidakpastian global guna menjaga performa kinerja.
Hal itu dilakukan sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong perekonomian nasional. Ketua Kadin Anindya Bakrie mengatakan pemerintah terus mencari jalan keluar dalam mengarungi gejolak perekonomian dunia dengan meningkatkan intensitas perdagangan global.
Seiring dengan rencana tersebut, industri maritim logistik Indonesia diyakini akan terus tumbuh dan menjelma menjadi salah satu maritime hub penting di kawasan Asia.
Anindya menyebut pemerintah saat ini terus menggenjot intensitas perdagangan berbagai sektor dengan sejumlah negara mitra strategis seperti China, Amerika Serikat, Uni Eropa, negara anggota BRICS, dan lainnya. Oleh karena itu, dia meyakini industri pelayaran akan semakin cerah hingga beberapa tahun ke depan.
Baca Juga: Pertamina International Shipping Catat Pencapaian Bisnis di Pasar Internasional
"Dan saya kebutuhan itu semua akan membutuhkan ketersediaan jumlah kapal yang banyak," ujar Anindya dalam sesi panel Market Outlook for Shipping di ajang Indonesia Maritime Week (IMW) 2025, belum lama ini
Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina Trans Kontinental (PTK), I Ketut Laba, mencatat pertumbuhan ekonomi nasional sekitar 5%, dengan permintaan minyak naik 4,5%, dan pengapalan meningkat 5%. Namun, pertumbuhan armada kapal di Asia, termasuk Indonesia, hanya sekitar 2,5% per tahun, belum mampu mengimbangi kebutuhan pasar.
“Strategi kami di Pertamina adalah mengembangkan kekuatan armada dan menurunkan usia rata-rata kapal. Strategi ekspansi ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan domestik yang akan terus meningkat, tapi juga menangkap peluang bisnis di pasar internasional dengan menyediakan armada yang andal serta memenuhi regulasi,” kata I Ketut dalam keterangannya, Rabu (11/6).
Tantangan utama sektor ini adalah armada yang menua. COO Caravel Group, Angad Banga, menekankan pentingnya peremajaan kapal untuk mendukung ekspor, transportasi domestik, dan distribusi bahan bakar.
Baca Juga: Kilang Pertamina Internasional Produksi B40 Pertama di Sumsel dan Papua Barat Daya
Saat ini, PIS mengelola lebih dari 700 kapal, termasuk 106 kapal milik yang dioperasikan oleh sekitar 10.000 pelaut. PTK berkontribusi terhadap 402 kapal dari total tersebut. Sepanjang 2024, PIS menambah 11 kapal tanker baru, termasuk 4 Very Large Gas Carrier (VLGC), sehingga kini memiliki 7 VLGC dengan usia rata-rata 3,42 tahun.
“Selain meremajakan armada, kami juga berinvestasi pada teknologi ramah lingkungan, untuk memperkuat posisi di pasar domestik dan internasional.” tutup I Ketut Laba.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News