kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menilik rencana kerja Dharma Satya (DSNG) dan Bakrie Sumatera (UNSP)


Senin, 09 Maret 2020 / 20:58 WIB
Menilik rencana kerja Dharma Satya (DSNG) dan Bakrie Sumatera (UNSP)
ILUSTRASI. Seorang petani membongkar muatan tandan buah segar (TBS) sawit dari dalam sebuah perahu. ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid/foc.


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), mengatakan wabah korona tidak mengubah rencana ekspansi perusahaan tahun ini.

Perusahaan perkebunan yang memproduksi sawit tersebut, menganggarkan capex senilai Rp800 miliar sampai Rp1 triliun tahun ini untuk mengembangkan pabrik kelapa sawit baru, pembangunan fasilitas bio-CNG, hingga merenovasi fasilitas pabrik di sektor usaha kayu.

Baca Juga: Sawit Sumbermas (SSMS) bidik pasar ekspor baru, antisipasi dampak virus corona

"Ada kemungkinan virus korona mempengaruhi permintaan CPO di pasar domestik akibat tekanan pasar global juga, maka kami perlu antisipasi," jelas Paulina Suryanti, Corporate Secretary DSNG kepada Kontan, Senin (9/3).

Namun demikian pihaknya tidak memberikan detail bentuk antisipasi yang dilakukan. DSNG masih optimistis membukukan kinerja prima, karena seluruh produk sawit perseroan dijual seluruhnya pada pasar dalam negeri. Terlebih, saat ini pemerintah memiliki program mandatori B30 pemerintah  yang dipercaya bisa meningkatkan serapan minyak sawit mentah.

Sementara itu, Direktur PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP), Andi W Setianto mengungkapkan pihaknya masih menjalani tahapan optimalisasi produktivitas aset yang ada untuk mengurangi penurunan penjualan CPO akibat korona. "Kami jual produk utama kami, yaitu CPO ke dalam negeri, jadi tidak ekspor," tambahnya kepada Kontanco.id, Senin (9/3).

Baca Juga: Ada wabah corona, Dharma Satya (DSNG) berharap permintaan CPO domestik meningkat

Pihaknya tidak merinci bagaimana proses optimalisasi yang dilakukan serta bagaimana permintaan CPO dalam negeri.

Berdasarkan pemberitaan Kontan sebelumnya, UNSP berencana mengalokasikan capex sebesar Rp100 miliar sampai Rp 150 miliar tahun ini untuk pengembangan bisnis hulu sawit, meningkatkan kualitas infrastruktur, dan mengkonversi tanaman karet berusia di atas 25 tahun menjadi tanaman sawit, tebu atau lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×